Esposin, SEMARANG – Warga binaan pemasyarakatan Lapas Perempuan Semarang yang tergabung dalam bimbingan kerja Bakery Paramesti Maheswari kebanjiran pesanan kue kering untuk lebaran Idulfitri. Mereka bahkan telah sibuk menyiapkan pesanan tersebut sejak awal bulan Ramadan.

Kasubsi Bimbingan Kerja dan Hasil Pengelolaan Kerja LPP Semarang, Endah, menerangkan pesanan kue kering untuk lebaran cukup membludak. Saking banyaknya, mereka sampai berhenti sementara memproduksi aneka kue dan roti harian.

“Pesanan kue kering yang kami terima selain dari warga binaan, petugas lapas, ada juga dari masyarakat luar. Jadi kami fokus menyelesaikan kue kering dulu, untuk penjualan aneka kue untuk sehari-hari diliburkan,” ucap Endah saat dikonfirmasi, Selasa (25/3/2025).

Dia mengutarakan tak menyangka banyak masyarakat luar yang mengirim direct message di sosial media untuk pesan kue kering di tempatnya. Bakery Paramesti Maheswari memang cukup aktif memosting produk yang mereka buat di sosial media.

“Banyak pesanan dari sesama kolega sesama kementerian. Misalnya Rumah Penyimpanan Barang Rampasan Negara (Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas) ataupun sesama lapas yang sudah menjadi langganan rutin,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Endah menambahkan bahwa mereka menggunakan bahan premium untuk membuat beragam aneka kue kering. Sehingga harga satu toples-nya cukup mahal. Misalnya nastar dan kastangel dibanderol dengan harga Rp70 ribu, cookies Rp50 ribu dan kue kacang Rp45 ribu.

Sementara itu, Kapten Bakery Paramesti Maheswari, Novita, menyampaikan ada empat orang warga binaan termasuk dirinya yang membuat ratusan pesanan kue kering. Mereka saling bekerjasama mulai dari mengolah, mencetak, oven hingga packing.

Menurutnya, membuat pesanan kue kering di momen lebaran Idulfitri cukup menyenangkan. Pasalnya ia akan menerima premi alias bayaran sebesar 30 persen dari keuntungan.

“Tim mulai bersiap ketika warga binaan keluar dari blok hunian sekitar pukul 07.30 WIB. Sedangkan waktu kerjanya selesai sampai pukul 15.00 WIB,” tukasnya.