Sentimen
Negatif (99%)
25 Mar 2025 : 08.53

Kata Menhan AS soal Wartawan Masuk Grup Chat Menteri Bahas Serangan ke Yaman

25 Mar 2025 : 08.53 Views 14

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kata Menhan AS soal Wartawan Masuk Grup Chat Menteri Bahas Serangan ke Yaman

Jakarta -

Seorang wartawan di Amerika Serikat (AS) secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam percakapan grup yang isinya adalah Wapres JD Vance dan sejumlah menteri yang sedang membahas serangan AS ke Yaman. Menhan Pete Hegseth pun buka suara terkait insiden kebocoran informasi ini.

Dilansir AFP, Selasa (25/3/2025), wartawan yang 'tidak sengaja' masuk ke dalam obrolan percakapan grup para menteri AS itu, yakni Pemimpin Redaksi Majalah The Atlantic Jeffrey Goldberg. Informasi yang dia lihat dalam chat itu kemudian dituangkan di dalam tulisan yang disiarkan di majalah tersebut.

Dalam artikelnya, Goldberg mengaku mendapat notifikasi bahwa dia masuk ke sebuah percakapan grup di aplikasi Signal. Dalam laporan AFP itu disebut grup itu berisi Wapres JD Vance, Menteri Pertahanan (Menhan) Pete Hegseth, serta sejumlah pejabat tinggi yang membahas serangan mendatang kepada pemberontak Houthi di Yaman, Gedung Putih juga telah mengonfirmasi hal ini.

Terkait hal itu, Hegseth malah menyerang Goldberg. Dia bahkan mengaku "tidak ada rencana perang yang dikirimkan dalam chat", dia mengelak hal itu meski Gedung Putih telah mengonfirmasi pelanggaran tersebut.

Goldberg diketahui menulis bahwa Hegseth mengirim informasi tentang serangan tersebut, termasuk tentang "target, senjata yang akan dikerahkan AS, dan urutan serangan," ke obrolan grup tersebut.

"Menurut teks Hegseth yang panjang, ledakan pertama di Yaman akan terasa dua jam kemudian, pukul 1:45 siang waktu timur," tulis Goldberg -- kronologi yang dibuktikan di lapangan di Yaman.

Wartawan tersebut mengatakan bahwa ia ditambahkan ke obrolan grup tersebut dua hari sebelumnya, dan menerima pesan dari pejabat tinggi pemerintah lainnya yang menunjuk perwakilan yang akan menangani masalah tersebut.

Pada 14 Maret, seseorang yang diidentifikasi sebagai Vance menyatakan keraguannya untuk melaksanakan serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ia tidak suka "menyelamatkan Eropa lagi," karena negara-negara di sana lebih terdampak oleh serangan Houthi terhadap pengiriman barang dibandingkan Amerika Serikat.

(zap/yld)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Sentimen: negatif (99.9%)