Sentimen
Undefined (0%)
24 Mar 2025 : 14.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo

Tokoh Terkait

Hujan Es di Karanganyar, Akademisi UNS Solo Sebut Pemicunya Bibit Siklon

24 Mar 2025 : 14.45 Views 24

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Hujan Es di Karanganyar, Akademisi UNS Solo Sebut Pemicunya Bibit Siklon

Esposin, SOLO — Riset Grup Perubahan Iklim dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo menilai hujan es dan angin kencang di Karanganyar pada Jumat (21/3/2024) merupakan salah satu indikator perubahan iklim secara global.

Sebelumnya, hujan disertai angin kencang melanda kawasan Alun-alun Karanganyar hingga tenda-tenda dan lapak warung porak-poranda pada Jumat (21/3/2025) sore.  Tak hanya hujan dan angin kencang, sejumlah wilayah di Karanganyar juga dilaporkan terjadi hujan es.

Kejadian tersebut menyebabkan satu korban jiwa dan dua orang luka-luka. Salah satu anggota tim riset yang juga Guru Besar Bidang Ilmu Konservasi Tanah dan Air dari Fakultas Pertanian UNS Solo, Jaka Suyana, menjelaskan cuaca ekstrem ini dipicu kombinasi faktor alam yang kompleks. 

Jaka mengatakan ada bibit Siklon 92S di selatan Pulau Jawa dan bibit Siklon 91S di barat daya Banten yang membuat kondisi atmosfer tidak stabil. Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150-200 kilometer.

Kedua bibit siklon tersebut menarik massa udara dalam jumlah besar, menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan pembentukan awan tebal yang berpotensi menghasilkan hujan lebat dan hujan es.

Dia mengatakan hujan selain dalam bentuk tetesan sebetulnya bisa saja terjadi di wilayah subtropis (lintang tengah) dan wilayah dingin (lintang tinggi). Namun dua wilayah tersebut lebih sering hujan salju karena suhunya lebih dingin.

Sedangkan di Indonesia, termasuk di Karanganyar, yang merupakan wilayah tropis kondisi rata-rata suhunya cukup tinggi, atau lebih tinggi dibanding rata-rata suhu di wilayah subtropis. Seharusnya kemungkinan terjadi hujan es sangat kecil.

Namun, Jaka menjelaskan fenomena hujan es tetap bisa terjadi karena terbentuknya awan Cumulonimbus, yakni awan vertikal yang terbentuk melalui proses konveksi. 

Dia mengatakan massa udara lembap yang naik mengalami penurunan suhu hingga di bawah 0-10 derajat Celsius sehingga membentuk butiran es. Butiran es ini kemudian jatuh ke permukaan bumi akibat melemahnya arus udara naik (updraft).

Jaka melanjutkan pada area updraft yang melemah karena awan semakin banyak mengandung air termasuk butiran es. Sehingga bobot awan semakin berat yang mengakibatkan butiran es bisa turun menuju permukaan bumi. 

“Kondisi dorongan angin dari atas ke bawah mempercepat laju butiran es yang jatuh sehingga tidak sempat mencair,” kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima Espos, Senin (24/3/2025).

Lalu perbedaan suhu dan kelembapan udara antara daerah yang terkena hujan es dan sekitarnya menyebabkan perbedaan tekanan udara yang besar. Hal memicu pergerakan massa udara cepat atau badai. 

Hal itu juga menjelaskan kenapa hujan es yang terjadi di Karanganyar disertai angin kencang sampai menumbangkan pohon dan mengakibatkan korban jiwa.

Jaka melanjutkan upaya pencegahan bisa dilakukan dengan pemangkasan pohon secara berkala agar tidak roboh dan memakan korban jiwa. Hal ini bisa dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

“Selain itu, pada saat angin kencang hindari berteduh di bawah pohon besar. Akan lebih aman masuk ke dalam rumah atau gedung dengan menutup semua jendela dan pintu,” katanya.

Sentimen: neutral (0%)