Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Madiun, Solo
Tokoh Terkait

Adi Setiawan
Bupati Agus Irawan Pastikan Boyolali City Light Tak Pakai Dana APBD
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI--Bupati Boyolali, Agus Irawan, memastikan proyek Boyolali City Light tidak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR).
Diketahui, Boyolali City Light merupakan sebuah program pencahayaan tematik yang mengubah wajah kota Boyolali menjadi lebih semarak dan penuh cahaya.
Ditemui di sekitar Gerbang Tol Boyolali pada Senin (24/3/2025), Agus mengatakan program Boyolali City Light tidak menggunakan APBD tapi dari sponsor. Bupati Agus mengatakan rencana pembukaan Boyolali City Light akan dilaksanakan pada Kamis (27/3/2025).
“Enggak [tidak pakai APBD], dari sponsor semuanya, dari CSR. Dengan adanya efisiensi, kami semuanya menggunakan [dana] dari sponsor untuk mempercantik Boyolali,” kata dia.
Agus ingin para pemudik atau wisatawan yang datang ke Boyolali mendapatkan sesuatu yang berbeda yaitu wajah baru Boyolali. Ia ingin para pemudik dan wisatawan yang datang mendapatkan kesan baru dan lebih atraktif.
“[Dengan Boyolali City Light] Kami ingin yang mudik ke Boyolali bisa belanja di Boyolali, perputaran ekonomi di Boyolali. Jadi tidak sekadar mudik terus balik tapi ekonomi berputar di Boyolali,” kata dia.
Boyolali City Light merupakan inisiatif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.
Sebelumnya diberitakan, Ketua PHRI Boyolali, Prasetyo Adi Setiawan, menyampaikan pembangunan Boyolali City Light tersebut tanpa menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Boyolali.
“Anggarannya Rp600 juta, dari CSR, tidak ada pengambilan dana dari APBD,” kata dia kepada Espos, Minggu (23/3/2025).
Adi menjelaskan perusahaan yang memberikan dana CSR bakal diberikan fasilitas berupa pemasangan logo. Ia mengatakan PHRI sebagai organisasi yang bergerak di bidang pariwisata berdiskusi dengan Bupati Boyolali, Agus Irawan, tentang gagasan agenda di Boyolali.
Adi mengatakan Agus sangat menyambut baik ide-ide PHRI Boyolali yang didominasi anggota dari generasi milenial. Kemudian, tercetuslah Boyolali City Light di Simpang Lima.
Adi mengatakan perkembangan kota kecil bukan hanya membangun infrastruktur tapi membangun sesuatu hal lain yang berdampak bagi masyarakat seperti pelaku UMKM, seniman, pelaku budaya, dan sebagainya dari warga Boyolali.
“Kami membandingkan dengan kota-kota lain seperti Solo, Jogja, atau Madiun. Di situ ditemukanlah sesuatu yaitu city light, nantinya city light bakal tematik atau sesuai tema agenda,” kata dia.
Nantinya acara Boyolali City Light bakal menghadirkan instalasi lampu artistik yang dinyalakan mulai pukul 18.00 WIB-24.00 WIB. Tak hanya instalasi lampu artistik, ada pula mural dan sketsel di sekitar kawasan Simpang Lima mulai dari Jembatan Kali Gede hingga Tugu Susu Tumpah.
Ia mengatakan Boyolali City Light tak sekadar bermain pencahayaan tapi juga lukisan dan mural di sekitar area event. Selain itu, ada pula berbagai acara menarik seperti bazar kuliner, pameran produk UMKM, street art, hingga lomba video kreatif yang bakal mengajak masyarakat untuk mempromosikan Boyolali.
“Acara ini diselenggarakan oleh PHRI dan didukung penuh oleh Pemkab Boyolali serta berbagai mitra dan sponsor. Ke depannya, program ini tidak hanya berlangsung saat Ramadan dan bisa menjadi agenda tahunan,” jelas dia.
Adi mengatakan agenda Boyolali City Light juga berpotensi untuk dikembangkan dalam berbagai momen spesial seperti Hari Jadi Boyolali, Festival Budaya, hingga perayaan akhir tahun.
“Sehingga ini bisa menjadi daya tarik wisata malam yang berkelanjutan bagi masyarakat dan wisatawan,” kata dia.
Melibatkan Seniman asal Solo
Adi mengatakan untuk teknis pengisi UMKM bakal dibahas pada Senin (24/3/2025) bersama dengan Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Boyolali. Ia meyakini Boyolali Citylight bukan sekadar dekorasi, tetapi menjadi langkah awal menata wajah kota yang lebih hidup di malam hari.
Ia berharap Boyolali City Light dapat menjadi agenda tahunan yang menarik wisatawan meningkatkan aktivitas ekonomi lokal.
“Kami yakin ini akan ramai karena orang yang mudik ke Boyolali akan melihat sesuatu yang berbeda di Boyolali. Ini juga sesuatu yang wow ya karena kita enggak perlu jauh-jauh ke Pasar Gede Solo, tapi bisa menikmati city light di kota sendiri. Nantinya setiap weekend akan ada pula atraksi kegiatan, itu setiap Sabtu,” kata dia.
Adi mengatakan ketika Boyolali City Light telah rutin diselenggarakan, nantinya bisa menjadi proyek Boyolali Night Market. Ditanya soal alasan PHRI menginisiasi Boyolali City Light, Adi mengatakan hal tersebut adalah wujud kepedulian bagaimana meningkatkan pariwisata dan ekonomi masyarakat.
“Harapannya dengan dipimpinnya Pak Agus Irawan dan Bu Dwi Fajar ternyata banyak sesuatu yang menarik, jadi kota itu ada inovasinya. Serta gairah masyarakat Boyolali bakal timbul dan semangatnya bertambah. Ada pesona malam Boyolali,” kata dia.
PHRI menggandeng seniman Heru Mataya untuk mendesain Boyolali City Light agar program cepat selesai dan berjalan lancar.
Adi mengatakan dipilihnya Heru karena ia mengenalnya sebagai seniman yang sangat berbakat dan berpengalaman pada proyek serupa.
Sentimen: neutral (0%)