Sentimen
Undefined (0%)
24 Mar 2025 : 12.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Kasus: penembakan

Tokoh Terkait

Tuding Trump Langgengkan Supremasi Kulit Putih, Duta Besar Afrika Selatan Diusir

24 Mar 2025 : 12.54 Views 14

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Tuding Trump Langgengkan Supremasi Kulit Putih, Duta Besar Afrika Selatan Diusir

Esposin, CAPE TOWN — Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat (AS) Ebrahim Rasool diusir pulang, Minggu (23/3/2025).

Pengusiran merupakan dampak setelah Rasool menuduh Presiden AS, Donald Trump menjalankan kebijakan dan praktik yang digambarkannya sebagai respons supremasi kulit putih terhadap keragaman demografi yang berkembang di AS.

Langkah tersebut dilakukannya di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington [ibu kota AS] dan Pretoria [ibu kota Afrika Selatan].

Trump menandatangani perintah eksekutif bulan lalu untuk memotong bantuan keuangan AS ke Afrika Selatan, dengan alasan kekhawatiran mengenai undang-undang perampasan tanahnya, kasus genosida terhadap Israel di ICJ, dan semakin dalamnya hubungan Afrika Selatan dengan Iran.

Ebrahim Rasool kemudian menyebut bahwa dia kembali ke negaranya tanpa penyesalan, setelah penerbangan selama 32 jam dari AS melalui Qatar ke Cape Town.

Rasool menyatakan bahwa dia sebenarnya lebih suka datang ke Afrika Selatan setelah adanya kesepakatan dengan AS.

"Tetapi kami tidak dapat melakukannya dengan membiarkan AS memilih siapa yang harus menjadi teman kami dan siapa yang harus menjadi musuh kami." katanya kepada warga Afrika Selatan di Cape Town, dilansir Antara.

Dia mengatakan mereka tidak berhasil dalam menepis kebohongan genosida kulit putih di Afrika Selatan.

Rasool menyoroti bahwa Afrika Selatan tidak dapat memenangkan Undang-Undang Pertumbuhan dan Peluang Afrika (AGOA) AS dengan menarik kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

"Karena saat kita berdiri di sini, pemboman terus berlanjut dan penembakan terus berlanjut, dan jika Afrika Selatan tidak berada di ICJ, Israel tidak akan terungkap, dan Palestina tidak akan memiliki harapan," tambahnya.

Rasool menggarisbawahi bahwa dia tidak mengatakan bahwa Afrika Selatan anti-Amerika atau tidak membutuhkan Amerika.

"Kami datang ke sini bahkan setelah dinyatakan sebagai persona non grata. Kami tetap datang ke sini dan berkata, kami harus membangun kembali dan kami harus mengatur ulang hubungan dengan Amerika," katanya.

Menekankan bahwa Afrika Selatan tidak boleh memiliki gagasan yang sederhana bahwa Anda harus menempatkan duta besar kulit putih untuk presiden kulit putih di AS, Rasool berkata: "Kami memiliki hubungan yang harus kami atur ulang dan kami bangun kembali."

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan Duta Besar Afrika Selatan untuk AS Ebrahim Rasool sebagai persona non grata setelah webinar yang diselenggarakan oleh Institut Mapungubwe Afrika Selatan untuk Refleksi Strategis.

 

Sentimen: neutral (0%)