Esposin, SOLO--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Solo menggelar acara buka bersama, Sabtu (22/3/2025) di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), Solo. Acara tersebut selain sebagai sarana silaturahmi antaranggota, juga sebagai sarana berbagi informasi mengenai situasi terkini.

Di antaranya adalah persiapan Kadin Solo dalam andilnya menyongsong bonus demografi, di mana Indonesia akan memiliki penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif.

Mengenai hal ini, Kadin Solo berkomitmen berperan aktif menggerakkan ekonomi yang lebih besar dengan melibatkan kawasan yang lebih luas, dimulai dari wilayah Soloraya.

Semangat aglomerasi menjadi salah satu poin penting yang harus diwujudkan untuk memulai hal tersebut.

Ketua Kadin Solo Ferry S. Indrianto yang memantik bahasan ini menjelaskan salah satu semangat aglomerasi tersebut segera diwujudkan melalui Soloraya Great Sale yang melibatkan Kota Solo dan enam kabupaten eks-Keresidenan Surakarta.

Enam kabupaten tersebut adalah Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Event tahunan ini sebelumnya hanya diselenggarakan untuk Kota Solo.

Menurutnya, Soloraya Great Sale juga telah mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

“Solo Great Sale alhamdulillah tahun ini mendapatkan tugas dari Pak Gubernur agar ditingkatkan menjadi Soloraya Great Sale. Sebagai langkah awal dalam membangun rasa di Soloraya, terkait konsep tata kelola aglomerasi Soloraya. Sehingga, aglomerasi ini bukan hanya slogan, tetapi bentuk tata kelola untuk membangkitkan daya ungkit atau kapasitas baru untuk Soloraya,” ujarnya.

Waktu penyelenggaraan Soloraya Great Sale sendiri hingga saat ini masih dibahas, mengingat persiapannya membutuhkan waktu yang lama. Terlebih event ini diselenggarakan lebih luas dan melibatkan pemerintah daerah di masing-masing kabupaten di Soloraya.   

Ke depan, dengan perekonomian yang semakin meluas Soloraya diyakini lebih berdaya saing dengan daera-daerah lainnya.

“Kalau dulu Solo lawan Jogja dinilai tidak apple to apple (setara) maka Soloraya vs Jogja menjadi setara. Maka Soloraya harus dibingkai menjadi sebuah kekuatan agar bisa dipandang setara atau selevel dengan yang lebih besar. Berkaitan dengan bonus demografi tadi, semakin besar kapasitasnya maka akan menyerap SDM semakin banyak,” ujarnya.

Sementara itu, mantan Ketua Kadin Solo Farid Sunarto yang ikut memandu acara sharing itu menambahkan konsep besar aglomerasi itu harus digaungkan kepada stakeholders di Soloraya.

“Aglomerasi tidak akan berjalan tanpa kolaborasi atau kerja sama antardaerah,” ujarnya di depan anggota dan senior di Kadin Solo yang hadir dalam acara buka bersama tersebut.