Sentimen
Undefined (0%)
23 Mar 2025 : 20.06
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: iKON

Kab/Kota: Solo

Masjid Agung Solo Launching Suvenir Sarung Batik Khas dengan 25 Pilihan Motif

23 Mar 2025 : 20.06 Views 9

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Masjid Agung Solo Launching Suvenir Sarung Batik Khas dengan 25 Pilihan Motif

Esposin, SOLO -- Masjid Agung Keraton Solo resmi meluncurkan suvenir khas berupa sarung bermotif batik yang bisa dibeli wisatawan atau jemaah ketika mengunjungi masjid tersebut. Sarung batik dengan 25 motif khas itu diluncurkan ke publik di masjid setempat pada Minggu (23/3/2025) pukul 16.00 WIB.

Ketua Yayasan Jemaah Masjid Agung Solo, Muhammad Yuli, mengatakan ide awal pembuatan suvenir sarung batik muncul karena masjid berusia lebih dari dua setengah abad itu belum memiliki ikon atau buah tangan autentik yang bisa dimiliki wisatawan atau jemaah sebagai kenang-kenangan pernah berkunjung ke masjid itu. 

Selain itu, juga sebagai upaya untuk mengenalkan keindahan seni, arsitektur, dan budaya masjid lewat medium yang berbeda. Yuli mengatakan dipilihnya sarung batik dikarenakan kain itu identik dengan masjid. Sarung juga menjadi salah satu alat untuk beribadah.

"Kemudian kenapa sarung, karena dari segi eksplorasi motif bisa jauh lebih leluasa dan lebih banyak dibandingkan benda atau aksesoris lainnya," kata dia kepada Espos di sela-sela acara.

Menurut Yuli, keunikan sarung batik Masjid Agung Solo terletak pada motifnya. Motif tersebut dieksplorasi dari ornamen-ornamen megah di masjid, mulai dari menara, motif lantai atau tegel, gapura, pintu, dan beberapa sisi lainnya.

Dalam proses pembuatan motif sarung batik untuk suvenir ini, Yuli mengatakan Yayasan Jemaah Masjid Agung Solo bekerja sama dengan Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman. Nantinya, motif yang telah dibuat oleh paguyuban baik secara tulis maupun cap itu akan diwakafkan ke Yayasan Jemaah Masjid Agung Solo.

Motif-motif sarung, lanjutnya, ke depan juga akan dikembangkan, tidak berhenti hanya 25 motif. Bahkan dia berencana memunculkan suvenir baru selain sarung batik seperti seperti gantungan kunci, kaus, belangkon, dan kupluk.

"Harapannya selain bisa punya ikon baru, suvenir-suvenir tersebut bisa memberikan pemasukan bagi Masjid Agung untuk lebih memakmurkan jemaahnya," terang dia.

Yuli menyampaikan sarung batik khas itu dibanderol dengan harga mulai dari Rp85.000. Pengunjung bisa mendapatkan sarung batik dan oleh-oleh khas Masjid Agung Solo lainnya di Toko Menara Mas di sebelah utara menara masjid.

Dukungan Wali Kota

Wali Kota Solo Respati Ardi yang hadir dalam acara launching tersebut mengapresiasi langkah Yayasan Jemaah Masjid Agung Solo untuk mengembangkan ekonomi masjid lewat produk sarung batik. Menurutnya, dengan begitu masjid bisa mandiri dan bisa memberikan kemakmuran bagi jemaah lewat beragam kegiatan.

"Kalau saran saya malah harganya jangan murah-murah banget. Coba nanti diperkuat lagi narasi dari produknya, bentuk packaging-nya, dan sebagainya. Agar value-nya bertambah. Insyaallah nanti kami bantu," ungkap dia.

Respati berharap terobosan Masjid Agung Solo dengan sarung batiknya bisa dicontoh masjid-masjid lainnya di Kota Solo. "Misalnya Masjid Al-Wustho punya keunikan apa, Masjid Laweyan punya keunikan apa, sehingga masing-masing punya nilai ekonomi masing-masing," harap dia.

Dalam materi presentasi yang ditampilkan pengurus yayasan, salah satu nama motif sarung batik adalah tumpal Kiblat Papat Limo Pancer atau motif ke-15. Motif tersebut merupakan konsep dalam filosofi Jawa yang menggambarkan tentang arah dan tujuan hidup manusia. Sedangkan motif pada badan sarung diambil dari motif Masjid Agung Solo.

Kemudian motif keempat adalah tumpal ukiran kepala naga di daun pintu Masjid Agung Solo. Motif ini memiliki makna simbolik yang mendalam. Kepala naga tersebut merupakan simbol petir yang bisa ditangkap oleh Ki Ageng Selo, seorang tokoh legendaris dari Selo, Grobogan. Sedangkan motif pada badan sarung diambil dari motif pada lantai masjid.

Sementara itu salah satu warga Solo yang hadir dalam acara launching, Bagus Sigit, menilai adanya sarung batik dengan motif khas Masjid Agung adalah sesuatu terobosan yang bagus. Terlebih sarung sangat akrab dengan komunitas muslim di Indonesia. "Masjid Agung adalah simpul pertemuan agama dan budaya. Jadi dengan adanya sarung batik semakin menguatkan simpul tersebut," kata dia.

Sentimen: neutral (0%)