Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang
Tunanetra Semarang Ngaji Al-Qur'an Braille di Mall Paragon
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an menggema di tengah hiruk-pikuk Mall Paragon Semarang. Di antara pengunjung yang sibuk berbelanja dan bercengkerama, sekelompok penyandang disabilitas tunanetra dengan penuh ketekunan membaca Al-Qur'an Braille. Suara mereka mengalun merdu, memberikan nuansa religius di pusat perbelanjaan tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari babak final lomba baca Al-Qur'an Braille tingkat Jawa Tengah yang digelar oleh Komunitas Sahabat Mata (KSM). Para finalis secara bergantian melantunkan ayat suci sembari menunggu waktu berbuka puasa, menciptakan pengalaman yang unik sekaligus penuh tantangan.
Membangun Kepercayaan Diri di Ruang Publik
Menurut Andi Setiono, perwakilan panitia, lomba ini tidak hanya bertujuan mengasah kemampuan membaca Al-Qur'an Braille, tetapi juga untuk memperkenalkan kitab suci dalam format khusus ini kepada masyarakat luas.
“Tujuan utama kami adalah menyosialisasikan Al-Qur'an Braille agar semakin banyak orang yang mengenal dan tertarik untuk mempelajarinya,” ujar Andi kepada Espos.id, Minggu (23/3/2025).
Tahun ini, final lomba untuk pertama kalinya digelar di tempat umum. Keputusan ini, kata Andi, memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta.
“Hampir 90 persen peserta mengaku grogi karena harus membaca di tengah keramaian. Namun, kami ingin mendorong mereka agar lebih percaya diri,” tambahnya.
Tantangan Belajar Al-Qur'an Braille
Meskipun Al-Qur'an Braille memudahkan penyandang tunanetra dalam membaca kitab suci, tidak semua dari mereka menguasainya. Andi menjelaskan bahwa sistem Braille bergantung pada kepekaan jari dalam mengenali kombinasi titik-titik timbul.
“Masalah utama yang masih kami hadapi adalah bagaimana membantu lebih banyak penyandang disabilitas memahami dan menggunakan Al-Qur'an Braille dengan lancar,” katanya.
Selain itu, harga Al-Qur'an Braille juga menjadi tantangan tersendiri. Satu juz dibanderol sekitar Rp90.000, angka yang cukup tinggi bagi banyak penyandang tunanetra yang mengalami keterbatasan ekonomi.
Mengajak Masyarakat untuk Terus Belajar
Di balik berbagai tantangan, semangat untuk terus belajar tidak surut. Andi berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat, terutama penyandang disabilitas, untuk terus memperdalam ilmu agama.
“Meskipun kami memiliki keterbatasan, belajar Al-Qur'an harus terus berlanjut, terlebih di bulan Ramadan ini,” tutupnya.
Dengan adanya lomba dan tadarus di tempat umum seperti ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang peduli dan mendukung akses literasi agama bagi penyandang disabilitas, sehingga mereka bisa lebih percaya diri dan mandiri dalam menjalankan ibadahnya.
Sentimen: neutral (0%)