Sentimen
Negatif (100%)
19 Mar 2025 : 13.40
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Kasus: Teroris

Benjamin Netanyahu usai Bunuh 400 Orang di Gaza: Ini Hanya Permulaan

19 Mar 2025 : 13.40 Views 9

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

Benjamin Netanyahu usai Bunuh 400 Orang di Gaza: Ini Hanya Permulaan

PIKIRAN RAKYAT - Gencatan senjata di Gaza batal sepihak setelah gelombang serangan udara terbaru Israel Penjajah menewaskan ratusan warga Palestina di Gaza.

Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa
serangan beberapa hari terakhir “hanya permulaan”. Ia tak segan melancarkan serangan bertubi lebih besar lainnya demi tercapai tujuan perang.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa malam, 18 Maret 2025, Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan menyerang Hamas dengan kekuatan yang kian besar. Ia juga mengingatkan, negosiasi gencatan senjata selanjutnya hanya akan dilakukan sambil baku tembak.

“Hamas sudah merasakan kekuatan kami dalam 24 jam terakhir, dan saya ingin meyakinkan Anda dan mereka, bahwa ini hanya permulaan,” ujarnya, dikutip dari Al-Jazeera, Rabu, 19 Maret 2025.

“Kami akan terus berjuang untuk mencapai semua tujuan perang kami, pembebasan semua sandera kami, penghapusan Hamas, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel," kata dia lagi.

Pernyataan penuh tantangan dari Netanyahu muncul setelah serangan mematikan Israel di seluruh Gaza menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang memang sudah rapuh sejak dimulai pada 19 Januari lalu.

Serangan udara itu menewaskan sedikitnya 404 warga Palestina, banyak di antaranya anak-anak, dan melukai lebih dari 560 orang lainnya, demikian laporan Kementerian Kesehatan Gaza.

Target Bom Israel Penjajah

Serangan tersebut menargetkan wilayah luas di Gaza, termasuk Khan Younis dan Rafah di selatan, Kota Gaza di utara, serta daerah-daerah pusat seperti Deir el-Balah, yang menghancurkan seluruh keluarga dalam prosesnya.

Pembicaraan mengenai tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas, yakni tentang pembebasan hampir 60 sandera Hamas yang tersisa dan pembentukan gencatan senjata permanen telah terhenti.

Pasalnya, Israel bersikeras menginginkan fase pertama diperpanjang hingga pertengahan April 2025.

Pekan lalu, Hamas menawarkan untuk membebaskan seorang warga negara ganda Amerika-Israel dan jenazah empat sandera yang tewas, sebagai imbalan untuk dimulainya pembicaraan tahap kedua serta penghentian blokade Israel yang diberlakukan awal bulan ini. Namun, Israel menolak mentah-mentah.

Hamas telah membebaskan sekitar tiga lusin sandera sebagai imbalan untuk hampir 2.000 tahanan Palestina dari penjara Israel, sejak dimulainya gencatan senjata. Nahas, sejak 1 Maret, setelah berlangsung enam minggu tahap pertama, kesepakatan harus batal.

'Semua Salah Hamas'

Sebelum serangan Israel, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah mendorong proposal jembatan untuk memperpanjang gencatan senjata hingga setelah Ramadhan dan Paskah.

Di sisi lain, menggunakan proposal Trump, dalam pidatonya pada Selasa, Netanyahu menyalahkan Hamas atas kurangnya kemajuan dalam pembicaraan tersebut.

“Sedangkan Israel menerima tawaran utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, Hamas dengan tegas menolaknya. Itulah sebabnya saya memberi wewenang kemarin untuk melanjutkan aksi militer terhadap Hamas," kata Netanyahu.

Netanyahu juga menuduh Hamas bertanggung jawab atas semua korban jiwa yang tidak disengaja di Gaza.

“Warga sipil Palestina harus menghindari kontak dengan teroris Hamas, dan saya menyeru kepada rakyat Gaza, keluar dari jalur bahaya,” katanya.

"Pindah ke area yang lebih aman. Karena setiap korban jiwa warga sipil adalah sebuah tragedi dan setiap korban jiwa warga sipil adalah kesalahan Hamas," tutur dia. ***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: negatif (100%)