Sentimen
Mesir Kutuk Serangan Israel di Gaza: Ini Upaya Paksa Pengusiran Warga Palestina - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Mesir yang bersama Qatar dan AS membantu mediasi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas mengecam serangan Israel di Gaza pada hari Selasa (18/3/2025).
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi menyebut serangan Israeil ini adalah bagian dari upaya untuk 'memaksa' penduduk Palestina keluar dari Gaza.
"Serangan itu merupakan bagian dari upaya yang disengaja untuk membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan memaksa warga Palestina mengungsi," kata Sisi, dikutip dari The New Arab.
Dalam pernyataan lain, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan serangan Israel sebagai 'pelanggaran terang-terangan' terhadap perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025.
“Serangan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata dan upaya untuk menyalakan kembali ketegangan di kawasan tersebut,” kata Kemenlu Mesir, dikutip dari Palestine Chronicle.
Lebih lanjut, kemenlu menegaskan penentangan Mesir terhadap genosida Israel di Gaza.
Oleh karena itu, Mesir mendesak masyarakat Internasional untuk bertindak mencegah agresi Israel di Gaza.
"Mesir menghimbau masyarakat internasional untuk bertindak segera untuk menghentikan agresi Israel terhadap Jalur Gaza guna mencegah kawasan tersebut terjerumus dalam lingkaran kekerasan dan kontra-kekerasan baru," tambahnya.
Serangan Israel di Gaza Tewaskan Ratusan Orang
Israel kembali melancarkan serangannya di Gaza pada Selasa (18/3/2025).
Jet-jet tempur Israel menghantam berbagai wilayah di Gaza, mulai dari Gaza Utara, tengah hingga barat.
Di Gaza Utara, jet tempur Israel menghantam sebuah kendaraan di lingkungan Al-Salateen.
Kemudian di Gaza Tengah, sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat juga menjadi target serangan israel.
Sebuah mobil di kota Gaza Barat juga menjadi sasaran jet tempur Israel.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel menewaskan lebih dari 400 orang.
Sebagian besar korban adalah anak-anak.
Sebuah sumber medis melaporkan anak-anak termasuk di antara enam warga Palestina yang kehilangan nyawa di lingkungan Al-Salateen di Gaza utara, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Sementara korban luka mencapai 562 orang, dikutip dari Al-Arabiya.
Israel juga telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza selama lebih dari dua minggu, memperburuk krisis kemanusiaan.
Meski serangan Israel mendapat kecaman dari berbagai pihak, namun AS tetap memberikan dukungannya terhadap Zionis.
Israel mengatakan serangan tersebut dilakukan atas persetujuan AS.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 warga Palestina telah terbunuh.
Agresi Israel sejak saat itu telah mengakibatkan 112.000 orang terluka.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Sentimen: negatif (100%)