Agresi AS-Inggris terhadap Yaman Akibatkan 50 Korban Tewas dan Terluka - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Agresi militer yang dipimpin oleh AS-Inggris terhadap Yaman menewaskan dan melukai 50 orang pada akhir pekan ini.
Serangan ini terjadi setelah Yaman memberlakukan kembali larangan terhadap kapal-kapal Israel yang melintasi perairan tertentu di wilayah tersebut.
Pada Sabtu (15/3/2025), serangan udara koalisi AS-Inggris menghantam lingkungan permukiman di distrik Sha'ub, utara ibu kota Sanaa.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman, Anis al-Asbahi, 13 warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka, sebagian besar dengan kondisi serius.
Tim Pertahanan Sipil Yaman terus bekerja untuk menyelamatkan korban di daerah yang terdampak serangan.
Koalisi agresi juga melancarkan serangan udara di provinsi Saada, Dhamar, dan al-Bayda, Al Mayadeen melaporkan.
Sumber militer AS menyatakan bahwa pesawat tempur AS meluncurkan serangan dari kapal induk USS Harry Truman yang beroperasi di Laut Merah.
Serangan ini terus berlanjut pada Minggu pagi, dengan fokus pada wilayah Attan di Sanaa dan Dahyan di Saada.
Serangan ini juga menargetkan infrastruktur sipil, termasuk dua pembangkit listrik yang menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah.
Jumlah korban terus bertambah, dengan sekitar 25 warga sipil tewas dan 23 lainnya terluka pada Minggu (16/3/2025) pagi.
Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak yang berada di daerah perumahan yang terkena serangan.
Presiden AS Trump Ancam Serangan yang Lebih Besar
Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan militer terhadap kelompok Ansar Allah di Yaman, menanggapi operasi kelompok tersebut di Laut Merah.
Trump memperingatkan bahwa jika serangan terhadap kapal-kapal komersial Israel dan kapal perang AS tidak dihentikan, "neraka akan menghujani kalian," kata Trump dalam postingannya di Truth Social.
Trump juga memperingatkan Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap kelompok Houthi.
Ancaman ini menunjukkan potensi eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut.
Serangan Militer AS Akan Terus Berlanjut
Menurut pejabat AS, serangan udara terhadap Yaman akan berlangsung selama beberapa hari.
Sasaran utama serangan ini adalah sistem pertahanan udara dan radar Angkatan Bersenjata Yaman.
Serangan ini dilakukan setelah Yaman mengumumkan akan melanjutkan larangan terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Tindakan ini mengikuti ancaman Yaman terhadap Israel, yang menolak mencabut blokade bantuan militer ke Gaza.
Pemimpin gerakan Ansar Allah, Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, telah mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel jika bantuan kemanusiaan tidak dapat mencapai Gaza.
Yaman Tegaskan Dukungan untuk Palestina
Meskipun menghadapi serangan besar-besaran, Yaman tetap teguh dalam mendukung rakyat Palestina.
Sayyed al-Houthi menegaskan bahwa jika Israel terus memblokir pengiriman bantuan ke Gaza, Yaman akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Sumber militer senior Yaman menegaskan kesiapan mereka untuk melakukan tindakan lebih lanjut terhadap pendudukan Israel jika kebijakan pemblokadeannya berlanjut.
Al-Houthi juga mengkritik kebijakan AS di bawah Presiden Trump.
Ia menganggap bahwa kebijakan tersebut memperburuk situasi dengan mendukung pendudukan Israel dan kebijakan pemindahan paksa terhadap warga Palestina.
Peningkatan Ketegangan di Gaza dan Yaman
Konflik ini terus memburuk seiring dengan ketegangan yang meningkat antara Yaman dan Israel.
Ancaman Yaman terhadap Israel dan langkah-langkah agresif oleh AS semakin memperburuk situasi di kawasan ini.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Sentimen: negatif (100%)