Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jeddah
Tokoh Terkait
Putra Mahkota Arab Saudi Telepon Putin, Dorong Solusi Damai Perang Rusia-Ukraina - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (13/3/2025).
Dalam panggilan telepon tersebut, keduanya tampak membicarakan berbagai hal.
Mulai dari kerja sama kedua negara hingga solusi perdamaian konflik Rusia-Ukraina.
MBS menekankan akan selalu mendukung apa pun itu dengan tujuan mengakhiri perang di Ukraina.
"Komitmen Arab Saudi untuk memfasilitasi dialog dan mendukung semua inisiatif yang bertujuan mencapai resolusi politik," terang kementerian luar negeri yang mengutip pernyataan MBS, dikutip dari NDTV.
Pembicaraan ini menyusul pertemuan pejabat Ukraina dan AS pada hari Selasa (11/3/2025) di Jeddah.
Kedua negara tersebut membahas usulan gencatan senjata Ukraina-Rusia.
Dari pembicaraan tersebut, Ukraina menyetujui usulan gencatan senjata sementara selama 30 hari.
Hal tersebut diungkapkan oleh kedua pihak melalui pernyataan bersama.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi berjam-jam antara pejabat Amerika dan Ukraina di Jeddah, Arab Saudi.
"Hari ini, kami mengajukan tawaran yang diterima Ukraina, yaitu untuk melakukan gencatan senjata dan negosiasi segera guna mengakhiri konflik ini dengan cara yang bertahan lama dan berkelanjutan serta memperhitungkan kepentingan, keamanan, dan kemampuan mereka untuk maju sebagai sebuah negara," kata pejabat tinggi urusan luar negeri Donald Trump, dikutip dari Yahoo News.
Rubio berharap Rusia juga sepakat terkait gencatan senjata ini.
"Dan mudah-mudahan kami akan menyampaikan tawaran ini kepada Rusia, dan kami berharap mereka akan mengatakan ya, bahwa mereka akan mengatakan ya untuk perdamaian," tambah Rubio.
Tak hanya Rubio, Zelensky juga mengonfirmasi kesepakatan tersebut melalui X.
Menurut Zelensky, saat ini adalah tugas AS untuk meyakinkan Rusia.
"Kini, giliran Amerika Serikat untuk meyakinkan Rusia agar melakukan hal yang sama," kata Zelensky dalam pernyataan terpisah tentang X.
"Jika Rusia setuju, gencatan senjata akan segera berlaku," tambahnya.
Dalam pernyataan terpisah, Zelensky mengatakan cakupan apa saja dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Usulan gencatan senjata akan membentuk gencatan senjata penuh selama 30 hari, tidak hanya terkait rudal, drone, dan bom, tidak hanya di Laut Hitam, tetapi juga di sepanjang garis depan," jelas Zelensky.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa keputusan ada di tangan Rusia.
"Bola ada di tangan Rusia," kata Trump pada hari Selasa (11/3/2025), dikutip dari LBC.
Respons Putin atas Usulan Gencatan Senjata di Ukraina
Presiden Rusia menanggapi rencana gencatan senjata selama 30 hari, yang disetujui Ukraina awal minggu ini setelah pembicaraan dengan AS.
Putin mengatakan ia setuju dengan ide yang diajukan terkait gencatan senjata di Ukraina.
Namun tidak langsung menerima, Putin justru mengajukan beberapa syarat.
"Idenya benar dan kami mendukungnya, tetapi ada beberapa pertanyaan yang perlu kita bahas," katanya, dikutip dari BBC.
Saat ini yang dibutuhkan menurut Putin adalah membicarakan syarat-syarat tersebut dengan mitranya, Trump.
"Saya pikir kita perlu membicarakannya dengan rekan dan mitra Amerika kita dan, mungkin, menelepon Presiden Trump dan membahasnya dengannya," kata Putin, dikutip dari AP News.
Menurut Putin, gencatan senjata harus menghasilkan perdamaian yang abadi.
“Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan pertempuran, tetapi kami berasumsi bahwa gencatan senjata akan menghasilkan perdamaian abadi dan menghilangkan akar penyebab krisis,” tegasnya.
Putin mengatakan tampaknya AS membujuk Ukraina untuk menerima gencatan senjata dan bahwa Ukraina tertarik karena situasi medan perang, khususnya di Kursk.
Putin kemudian mempertanyakan apa yang terjadi jika gencatan senjata diberlakukan di Ukraina.
"Akankah semua yang ada di sana keluar tanpa perlawanan? Atau akankah pimpinan Ukraina memerintahkan mereka untuk meletakkan senjata dan menyerah?," tanyanya.
Atas pernyataan kedua belah pihak ini, justru menunjukkan perbedaan tujuan dan prinsip antar keduanya.
Sehingga ini menjadi pertanyaan besar bagaimana kesepakatan gencatan senjata akan terwujud.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Putra Mahkota Arab Saudi, Vladimir Putin dan Konflik Rusia vs Ukraina
Sentimen: positif (99.6%)