Sentimen
Positif (100%)
12 Mar 2025 : 08.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow, Washington

Ukraina Setujui Gencatan Senjata, Bantuan Militer Kembali Mengalir, Bagaimana Rusia? - Halaman all

12 Mar 2025 : 08.12 Views 31

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Ukraina Setujui Gencatan Senjata, Bantuan Militer Kembali Mengalir, Bagaimana Rusia? - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina akhirnya menerima proposal kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari dari Amerika Serikat (AS).

Proposal tersebut diutarakan saat para delegasi AS dan Ukraina bertemu di Arab Saudi pada Selasa (11/3/2025) malam waktu setempat.

Dengan disetujuinya proposal gencatan senjata tersebut, AS akan melanjutkan bantuan militernya kepada Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan saat ini semua keputusan di tangan Rusia, apakah menerima proposal tersebut atau tidak.

"Harapan kami adalah Rusia akan menjawab 'ya' secepat mungkin, sehingga kami dapat memasuki fase kedua ini, yaitu negosiasi sesungguhnya," kata Rubio, dikutip dari Reuters.

Rubio mengatakan Washington menginginkan kesepakatan penuh dengan Rusia dan Ukraina "sesegera mungkin".

"Setiap hari yang berlalu, perang ini terus berlanjut, orang-orang tewas, orang-orang dibom, orang-orang terluka di kedua sisi konflik ini," katanya.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan selama gencatan senjata berlangsung, pihaknya menginginkan tiga poin utama.

Pertama, kata Zelensky, selama gencatan senjata tidak ada rudal, bom atau pesawat nirawak jarak jauh yang memasuki wilayah Ukraina.

Kemudian yang kedua, Zelensky juga mengatakan tidak akan ada serangan dari laut selama gencatan senjata terjadi.

"Diam di udara – artinya tidak ada rudal, bom, atau pesawat nirawak jarak jauh – dan diam di laut," kata Zelensky melalui saluran Telegramnya.

Zelensky juga mengatakan dirinya juga ingin adanya pembebasan tahanan selama masa gencatan senjata berlangsung.

"Langkah-langkah nyata untuk membangun kepercayaan dalam seluruh situasi ini, di mana diplomasi sedang berlangsung, yang berarti, terutama, pembebasan tahanan," tegas Zelensky.

Zelensky pun berharap agar AS dapat segera membujuk Rusia supaya dapat menerima proposal gencatan senjata tersebut.

Ia pun menegaskan Ukraina selalu siap untuk menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.

"Amerika Serikat perlu meyakinkan Rusia untuk melakukannya."

"Ukraina siap untuk perdamaian. Rusia juga harus menunjukkan apakah mereka siap untuk mengakhiri perang – atau melanjutkannya," ungkap Zelensky.

"Saya berterima kasih kepada semua orang yang membantu Ukraina," pungkasnya.

Bisakah AS Membujuk Rusia?

Penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz, akan bertemu dengan mitranya dari Rusia dalam beberapa hari mendatang.

Sementara itu, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, juga berencana akan mengunjungi Moskow dalam minggu ini untuk bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pada hari Selasa, Trump mengatakan ia berharap gencatan senjata segera terjadi dan berpikir ia akan berbicara dengan Putin minggu ini.

"Saya harap itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," katanya, dikutip dari CNN.

Kesepakatan AS-Ukraina merupakan perubahan haluan tajam dari pertemuan sengit di Gedung Putih pada tanggal 28 Februari 2025 lalu antara Trump dan Zelensky.

Dalam pernyataan bersama hari Selasa, kedua negara mengatakan mereka sepakat untuk segera menuntaskan perjanjian komprehensif untuk mengembangkan sumber daya mineral penting Ukraina, yang telah direncanakan namun terhenti akibat pertemuan itu.

Setelah pertemuan itu, AS menghentikan pembagian informasi intelijen dan pengiriman senjata ke Ukraina, yang menggarisbawahi kesediaan Trump untuk menekan sekutu AS saat ia beralih ke pendekatan yang lebih damai terhadap Moskow.

Trump mengatakan pada hari Selasa, ia akan mengundang Zelensky kembali ke Gedung Putih.

Pejabat Ukraina mengatakan pada Selasa malam, bantuan militer AS dan pembagian intelijen telah dilanjutkan.

(*)

Sentimen: positif (100%)