Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM, Universitas Indonesia
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
Peluang Investasi atau Beban Baru bagi Negara?
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Ekonomi

PIKIRAN RAKYAT - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Banyak pihak mempertanyakan transparansi, tata kelola, dan potensi dampaknya terhadap ekonomi nasional.
Meski menuai kecaman, sejumlah pakar menilai Danantara dapat memberikan manfaat besar jika dikelola dengan baik.
Pentingnya Tata Kelola dan Transparansi
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy menyoroti tantangan utama dalam pengelolaan Danantara, yaitu tata kelola, pengawasan, dan manajemen risiko.
Menurutnya, Danantara dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia jika dikelola secara profesional, kompeten, dan transparan.
"Jika dia mampu dikelola secara profesional, kompeten, dan transparan hingga mampu memberikan return besar untuk pemegang sahamnya," ucap Budi Frensidy, Jumat 21 Februari 2025.
Dia juga menekankan bahwa pengelolaan Danantara harus berada di tangan profesional yang berintegritas tinggi dan tidak terafiliasi dengan kepentingan politik.
"Sepenuhnya serahkan ke para profesional yang berintegritas dan berkomitmen tinggi, serta tidak terafiliasi dengan partai politik dan kelompok tertentu," ujar Budi Frensidy.
Kunci Keberhasilan: Transparansi dan Independensi
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman menggarisbawahi pentingnya transparansi dalam pengelolaan Danantara agar daya saingnya meningkat.
"Dengan kepemilikan 99 persen pada holding operasional dan investasi, Danantara bisa mengkonsolidasikan aset BUMN secara lebih efektif, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi beban fiskal negara dalam pengelolaan perusahaan pelat merah," tuturnya.
Akan tetapi, M. Rizal Taufikurahman juga mengingatkan bahwa potensi benturan kepentingan dan intervensi politik bisa menjadi tantangan besar.
"Tantangan utama yang harus dihadapi adalah potensi benturan kepentingan, intervensi politik, dan moral hazard dalam pengelolaan BUMN. Tanpa transparansi, Danantara bisa berubah menjadi beban negara, bukan solusi," katanya.
M. Rizal Taufikurahman menambahkan bahwa kompleksitas birokrasi yang berlebihan dapat meredam daya saing Danantara di pasar global.
Manfaat Holding Company bagi Tata Kelola BUMN
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin menilai bahwa konsep holding company seperti Danantara dapat meningkatkan koordinasi dan pengawasan terhadap BUMN yang selama ini dikelola secara terpisah.
"Dengan adanya Danantara, monitoring dari parent company akan lebih transparan dan efektif," ucapnya dalam keterangan di Yogyakarta, Minggu 24 Februari 2025.
Eddy Junarsin menekankan bahwa keberhasilan Danantara tidak cukup hanya pada pembentukan holding company, tetapi juga memerlukan langkah strategis seperti merger dan akuisisi agar lebih efisien.
"Perlu ada langkah lanjutan agar Danantara tidak sekadar menjadi entitas administratif tanpa daya tarik strategis bagi investor global," ujarnya.
Standar ESG dalam Menarik Investor Asing
Rizal Taufikurahman menegaskan bahwa Danantara harus menerapkan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) agar menarik bagi investasi asing.
"Untuk menarik investor luar negeri, pemerintah harus memastikan bahwa Danantara dikelola secara profesional, bebas dari intervensi politik, dan menerapkan standar tata kelola berbasis ESG," tuturnya.
Rizal juga mengingatkan bahwa regulasi yang transparan dan kepastian hukum sangat diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan investor.
"Tanpa fondasi ini, investor global akan ragu menanamkan modalnya di Danantara," katanya.
Dampak Ekonomi Berkelanjutan dan Lapangan Kerja
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai bahwa kehadiran Danantara dapat mendorong ekspansi ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja.
"Dengan strategi diversifikasi portfolio yang mencakup greenfield, brownfield, dan akuisisi strategis, Danantara mampu mendorong ekspansi ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Josua Pardede menjelaskan bahwa melalui co-investment dengan investor global, Danantara dapat memperkuat pasar modal Indonesia serta meningkatkan produksi dan ekspor nasional.
"Danantara diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui investasi strategis di sektor prioritas, seperti energi terbarukan, ketahanan pangan, hilirisasi nikel, dan industri berorientasi ekspor," ucapnya.
Katalisator Peningkatan Investasi Nasional
Pengamat BUMN dan Direktur NEXT Indonesia, Herry Gunawan melihat Danantara sebagai katalisator peningkatan investasi nasional. Menurutnya, Danantara dapat menjadi instrumen strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung program pembangunan nasional.
"Saat ini, rasio investasi terhadap PDB kita sekitar 29 persen, dan tentu berpeluang ditingkatkan. Danantara bisa berperan besar di sini," tuturnya.
Akan tetapi, Herry Gunawan mengingatkan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang memadai.
"Jangan sampai keputusan dibuat oleh satu pihak tanpa mekanisme kontrol yang baik," katanya.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: positif (100%)