dari Sakit Paru-Paru Kronis hingga Ancaman Sepsis
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis pada Minggu 23 Februari 2025. Tes darah menunjukkan tanda-tanda gagal ginjal dini, tetapi tetap waspada dan "berorientasi baik," serta menghadiri Misa, menurut laporan Vatikan.
Paus berusia 88 tahun ini tengah berjuang melawan pneumonia dan infeksi paru-paru yang kompleks. Dalam pembaruan terbaru, Vatikan menegaskan bahwa Paus Fransiskus tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu malam.
Akan tetapi, Paus Fransiskus masih menerima aliran oksigen tambahan dalam jumlah tinggi. Tes darah juga mengindikasikan gagal ginjal awal yang masih dalam kendali, sementara jumlah trombositnya yang sempat menurun kini telah stabil.
"Kompleksitas gambaran klinis, dan menunggu terapi obat yang diperlukan untuk memberikan beberapa umpan balik, menentukan bahwa prognosis tetap dicadangkan," tutur tim medis Vatikan.
Seiring dengan memburuknya kondisi Paus Fransiskus, doa-doa dari berbagai penjuru dunia terus mengalir. Di New York, Kardinal Timothy Dolan mengungkapkan kekhawatirannya secara lebih terang-terangan.
"Sebagai Bapa Suci kita, Paus Fransiskus dalam kesehatan yang sangat, sangat rapuh, dan mungkin hampir mati," ujarnya di Katedral St. Patrick.
Sepsis: Ancaman Utama yang Mengintai
Dokter telah memperingatkan bahwa sepsis merupakan ancaman utama bagi Paus Fransiskus. Sepsis adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi.
Infeksi darah yang serius ini dapat berkembang sebagai komplikasi dari pneumonia. Beruntung, hingga Jumat 21 Februari 2025 lalu belum ada bukti sepsis, dan Paus Fransiskus masih merespons obat-obatan yang diberikan.
Selain itu, Paus juga mengalami trombositopenia, suatu kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah menurun drastis. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan internal.
Riwayat Penyakit Paus Fransiskus yang Mengkhawatirkan
Paus Fransiskus telah mengalami berbagai masalah kesehatan serius sejak muda, termasuk:
Penyakit Paru-Paru Kronis (1957 - Sekarang)
Pada usia 21 tahun, Jorge Bergoglio (nama asli Paus Fransiskus) menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya akibat infeksi pernapasan parah. Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, bronkitis, dan pneumonia.
Pada tahun 2023, ia harus menjalani perawatan intensif karena bronkitis yang berulang. Pada akhir 2023 dan awal 2024, ia kembali menderita gejala influenza yang menghambat aktivitasnya.
Linu Panggul yang Menyakitkan (2020 - 2021)
Pada Desember 2020, Paus Fransiskus mengalami nyeri luar biasa akibat linu panggul, yang menyebabkan pembatalan beberapa perayaan akhir tahun. Kondisi ini berlanjut hingga Januari 2021, memaksanya kembali membatalkan beberapa agenda penting.
Penyempitan Usus Besar (2021 - 2023)
Pada Juli 2021, Paus Fransiskus menjalani operasi besar untuk mengangkat 13 inci usus besarnya akibat stenosis divertikular. Operasi ini bertujuan untuk mengatasi peradangan dan penyempitan pada usus besar.
Akan tetapi, pada awal 2023, ia mengungkapkan bahwa penyakit ini telah kambuh. Pada Juni 2023, Paus kembali menjalani operasi perut untuk memperbaiki hernia akibat operasi sebelumnya.
Masalah Lutut dan Mobilitas (2022 - Sekarang)
Sejak awal 2022, Paus Fransiskus mulai sering terlihat menggunakan kursi roda atau tongkat karena nyeri lutut kronis. Ia bahkan membatalkan beberapa perjalanan penting, termasuk kunjungan ke Lebanon dan beberapa negara Afrika, sebelum akhirnya menjadwal ulang kunjungannya ke Kongo dan Sudan Selatan pada 2023.
Bronkitis, Flu, dan Infeksi Paru-paru (2023 - 2024)
Pada 2023, Paus dirawat karena bronkitis dan harus menghabiskan beberapa hari di rumah sakit. Pada akhir tahun, ia mengalami gejala flu yang memaksanya membatalkan kehadirannya di Konferensi Iklim COP28.
Pada Februari 2024, ia kembali mengalami gejala seperti flu yang membutuhkan pemeriksaan diagnostik di rumah sakit. Beberapa bulan kemudian, ia terjatuh di kediamannya dan mengalami hematoma besar di dagunya.
Masa Depan Kepemimpinan Paus Fransiskus
Kesehatan yang semakin memburuk membuat spekulasi tentang masa depan kepemimpinan Paus Fransiskus semakin kuat. Pada Desember 2023, ia telah merevisi upacara pemakaman kepausan agar lebih sederhana, menekankan bahwa dirinya hanya seorang uskup biasa.
Paus Fransiskus juga mengangkat 21 kardinal baru yang sebagian besar berusia di bawah 80 tahun, memastikan bahwa mereka dapat berpartisipasi dalam pemilihan Paus berikutnya. Selain itu, dia memperpanjang masa jabatan Dekan Dewan Kardinal saat ini, Kardinal Giovanni Battista Re (91), dan Wakil Dekan Kardinal Leonardo Sandri (81), menandakan bahwa ia sedang menyiapkan transisi kepemimpinan yang mulus.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: negatif (100%)