Sentimen
Positif (100%)
24 Feb 2025 : 13.44

Cara Cerdas Investasi di Pasar Modal

24 Feb 2025 : 13.44 Views 23

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

Cara Cerdas Investasi di Pasar Modal

PIKIRAN RAKYAT - Setiap orang tentu ingin mencapai kebebasan finansial, yaitu kondisi di mana seseorang tidak lagi bergantung pada pendapatan aktif untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara yang paling efektif untuk mencapainya adalah dengan berinvestasi di pasar modal.

"Investasi di pasar modal adalah langkah cerdas bagi siapa saja yang ingin membangun kekayaan dan melindungi daya beli mereka dari inflasi," ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat, Achmad Dirgantara dalam keterangan yang diterima Pikiran-Rakyat.com pada Senin 24 Februari 2025.

Mengapa Investasi di Pasar Modal?

Pasar modal menawarkan berbagai instrumen investasi, seperti saham, obligasi, surat utang negara, reksa dana, dan Exchange Traded Fund (ETF). Keunggulan utama dari investasi ini adalah kemampuannya dalam mengembangkan dana seiring waktu melalui capital gain dan dividen.

Sejarah telah membuktikan bahwa indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan signifikan dalam jangka panjang, meskipun ada fluktuasi dalam jangka pendek.

"Jika seseorang menginvestasikan Rp10 juta dalam saham dengan rata-rata pertumbuhan 10-12% per tahun, dalam 20 tahun nilai investasinya bisa melampaui Rp96 juta berkat efek compounding," tutur Achmad Dirgantara.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa keuntungan investasi tidak dijamin setiap tahun. Ada masa di mana pasar mengalami penurunan atau koreksi, sehingga investor harus siap dengan strategi yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut.

Sumber Pendapatan Pasif dari Saham dan Obligasi

Investasi di pasar modal juga dapat memberikan pendapatan pasif secara rutin. Dengan memiliki saham, investor berpeluang mendapatkan dividen setiap tahun. Selain itu, keuntungan dari capital gain bisa diperoleh melalui jual beli saham di BEI.

Sementara itu, obligasi menawarkan pendapatan yang lebih stabil dalam bentuk kupon atau bunga tetap yang dibayarkan secara berkala.

"Obligasi cocok bagi investor yang mencari stabilitas dan kepastian pendapatan," ucap Achmad Dirgantara.

Seperti saham, obligasi juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga investor tetap memiliki kesempatan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga.

Akan tetapi, baik saham maupun obligasi memiliki risiko capital loss, yaitu kondisi di mana harga jual lebih rendah dibandingkan harga beli. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio menjadi strategi penting dalam mengurangi risiko.

Pentingnya Diversifikasi dalam Investasi

Diversifikasi adalah salah satu prinsip utama dalam investasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko.

"Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang," kata Achmad Dirgantara.

Artinya, investor sebaiknya tidak hanya memiliki satu jenis saham atau instrumen investasi saja, melainkan membagi dana ke berbagai sektor dan instrumen.

Pada saat ini, terdapat lebih dari 900 saham yang terdaftar di BEI, yang memungkinkan investor untuk memilih berbagai saham dari sektor yang berbeda. Selain itu, reksa dana dan ETF juga menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin memiliki portofolio yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi.

Mengenali Profil Risiko Sebelum Berinvestasi

Sebelum mulai berinvestasi, penting bagi setiap investor untuk mengetahui profil risiko mereka. Secara umum, investor dapat dikategorikan menjadi tiga tipe:

Investor Agresif
Berani mengambil risiko tinggi demi potensi keuntungan besar. Instrumen yang cocok adalah saham dengan pertumbuhan tinggi dan ETF. Investor Moderat
Bersedia menerima risiko, tetapi tetap berhati-hati. Biasanya memilih kombinasi saham, obligasi, dan reksa dana campuran. Investor Konservatif
Mengutamakan keamanan modal dengan risiko minimal. Instrumen yang sesuai adalah reksa dana pasar uang, obligasi, dan surat utang negara.

"Anak muda umumnya lebih agresif, sedangkan mereka yang mendekati pensiun cenderung konservatif," ucap Achmad Dirgantara.

Investor dapat menyesuaikan strategi investasinya sesuai dengan usia dan kebutuhan finansial mereka.

Menyiapkan Masa Depan dengan Investasi yang Tepat

Dengan strategi yang tepat, seseorang bisa membangun portofolio investasi yang cukup besar untuk membiayai masa pensiun tanpa harus bergantung pada gaji atau anak-anak mereka.

Sebagai ilustrasi, jika seseorang memiliki portofolio investasi senilai Rp5 miliar dan menerapkan strategi penarikan 4% per tahun, ia bisa menarik sekitar Rp200 juta per tahun tanpa mengurangi modal pokoknya.

Namun, strategi ini perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa portofolio tetap tumbuh di atas inflasi.

"Kunci sukses dalam investasi adalah disiplin, wawasan yang terus diperbarui, dan kesabaran dalam menghadapi fluktuasi pasar," ujar Achmad Dirgantara.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: positif (100%)