Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: bandung, Cirebon, Surabaya
Tokoh Terkait
Pergunu dan UNINUS Dukung KH Abbas Abdul Jamil Jadi Pahlawan Nasional
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT – Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) asal Jawa Barat, KH Abbas Abdul Jamil (1883-1947), diusulkan menjadi Pahlawan Nasional atas peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Selain kiprahnya dalam mempertahankan kemerdekaan, ia juga dikenal sebagai ulama yang berkontribusi dalam dunia keilmuan Islam di Nusantara.
Usulan ini disampaikan oleh Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Indonesia, Prof. KH Asep Saepudin Calim, dalam Seminar Usulan Pahlawan Nasional KH Abbas Bin Abdul Jamil Buntet Cirebon yang digelar di Kampus Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jumat 21 November 2025.
Peran Penting dalam Sejarah Kemerdekaan
KH Abbas Abdul Jamil pengasuh pondok pesantren Buntet Cirebon (1883-1947)
"Semua masyarakat mengenal tentang Kiai Abbas, bahwa beliau ini adalah panglima perang dalam peristiwa 10 November 1945, tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga semua masyarakat Jawa Timur mengenal," ujar Prof. KH Asep Saepudin Calim kepada wartawan.
Ia, selanjutnya, mengajak para akademisi dan sejarawan untuk menggali lebih dalam sumber-sumber primer sejarah mengenai peran KH Abbas dalam perjuangan kemerdekaan. Sumber-sumber ini, menurutnya, sangat penting dalam proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional.
"Tapi jika berita-berita (mengenai sepak terjang) KH Abbas dalam peristiwa tersebut sudah diketahui banyak orang," kata KH Asep menjelaskan.
Ia juga menjelaskan, pihaknya sudah mengusulkan KH. Abbas Abdul Jamil sebagai Pahlawan Nasional pada tahun lalu. Namun, pengusulan tersebut belum terselisasi, sehingga pihaknya akan memperbaharui pengusulan terkait dengan melengkapi sumber-sumber primer sejarah.
"Kita memiliki persiapan untuk melengkapi sumber-sumber primer sejarah tadi dan memperbaiki narasinya menjadi rasional," tambahnya.
Penghargaan Terhadap Pejuangan Kemerdekaan
Putra KH Abbas, KH Anis Mansur, yang turut hadir dalam seminar tersebut menegaskan bahwa pengusulan ini bukan sekadar penghormatan terhadap sang ayah, tetapi juga sebagai pengingat akan peran besarnya dalam perjuangan kemerdekaan.
"Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa beliau. Kami berharap nilai-nilai perjuangan KH Abbas dapat terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi muda," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Uninus, KH Mujib Qulyubi, menekankan pentingnya pengakuan ini, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat.
"KH Abbas tidak hanya dikenal di Jawa Barat, tetapi juga di berbagai daerah lainnya. Oleh karena itu, gelar Pahlawan Nasional adalah bentuk apresiasi yang layak diberikan," tutur KH Mujib Qulyubi.
Dia kemudian mengisahkan pentingnya perjuangan KH Abbas bin Abdul Jamil dalam perang mempertahankan kemerdekaan pada 10 November 1945 silam.
"KH Hasyim Asy'ari sampai menunda perlawanan, karena menunggu kedatangan KH Abbas dari Cirebon. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan perannya dalam perjuangan tersebut," sambungnya.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga telah memberikan rekomendasi resmi atas pengusulan KH Abbas sebagai Pahlawan Nasional. Surat rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU, H. Saifullah Yusuf, telah disampaikan kepada Kementerian Sosial pada 14 Juni 2024.
Sosok Ulama Multidisipliner
Selain perannya dalam perjuangan fisik, KH Abbas juga dikenal sebagai ulama yang mendalami berbagai disiplin ilmu Islam, mulai dari fiqih, tarekat, hingga qiraat. Ia pernah menjadi guru bagi Prof. KH Ibrahim Hosen, seorang pakar fiqih, dan juga merupakan mursyid dalam Tarekat Syattariyah. KH Abbas juga dikenal sebagai tokoh penyebar Tarekat Tijaniyah di Indonesia.
Dalam bidang qiraat, KH Abbas mengajarkan kitab Hirzul Amani wa Wajhut Tahani atau yang lebih dikenal sebagai Matan Asy-Syatibiyah kepada para santrinya. Salah satu muridnya, KH Tb Sholeh Ma’mun, kemudian menjadi salah satu pendiri dan ketua Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU).
Dengan berbagai kontribusinya di bidang perjuangan dan keilmuan Islam, usulan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi KH Abbas Abdul Jamil diharapkan dapat segera terealisasi.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: positif (100%)