Sentimen
Positif (33%)
20 Feb 2025 : 14.39
Informasi Tambahan

Kasus: pengangguran

Dibalik Fenomena #KaburAjaDulu: Pendidikan Mahal, Kerja Susah

20 Feb 2025 : 14.39 Views 51

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Dibalik Fenomena #KaburAjaDulu: Pendidikan Mahal, Kerja Susah

Jakarta: Fenomena #KaburAjaDulu mencuat di media sosial sebagai respons terhadap meningkatnya biaya pendidikan dan terbatasnya peluang kerja di Indonesia. 
 
Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang merasa terdesak untuk mencari peluang di luar negeri. Biaya pendidikan yang terus meningkat Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa biaya pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 
 
Mengutip Metrotvnews.com, BPS melaporkan kelompok pendidikan pada Agustus 2024 mengalami inflasi 0,65 persen secara bulanan (month to month/mtm). 

Kenaikan ini membuat akses terhadap pendidikan berkualitas semakin sulit dijangkau oleh masyarakat luas. 
 
Biaya pendidikan sekolah dasar tercatat mengalami inflasi 1,59 persen (mtm) pada Agustus 2024, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,19 persen (mtm).
 
Kemudian biaya akademi atau perguruan tinggi mengalami inflasi 0,46 persen (mtm) di Agustus 2024, lebih tinggi dari Juli 2024 yang tercatat 0,14 persen (mtm).
 
Sementara biaya sekolah menengah pertama mengalami inflasi 0,78 persen (mtm) di Agustus 2024, turun dari Juli yang mencapai 1,06 persen (mtm).
 
Sedangkan penurunan terjadi pada biaya sekolah menengah atas dari 0,79 persen (mtm) di Juli 2024 menjadi 0,36 persen (mtm) di Agustus 2024.
 
Sebab utama dari inflasi kelompok pendidikan itu ialah adanya kenaikan biaya untuk SPP di sekolah dasar maupun UKT di akademi maupun perguruan tinggi.

Tingkat pengangguran dan terbatasnya peluang kerja Di sisi lain, meskipun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia mengalami penurunan menjadi 4,91 persen pada Agustus 2024, jumlah pengangguran masih mencapai 7,47 juta orang, 
 
Penurunan ini belum cukup signifikan untuk mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja dan kebutuhan lapangan pekerjaan yang layak. 
 
Kondisi ini diperparah dengan menyusutnya kelas menengah Indonesia, yang turun dari 21,5 persen pada 2019 menjadi 17,1 persen pada 2024. 
 
Penurunan ini berdampak pada daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 
 
Faktor-faktor seperti kurangnya investasi di sektor industri berpenghasilan tinggi dan dominasi sektor komoditas dengan upah rendah menjadi penyebab utama fenomena ini.  Dampak dan Respons Masyarakat Kombinasi antara biaya pendidikan yang kian mahal dan terbatasnya peluang kerja mendorong munculnya tagar #KaburAjaDulu di media sosial. 
 
Tagar ini mencerminkan keinginan sebagian masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mencari peluang pendidikan dan pekerjaan di luar negeri sebagai alternatif.
 
Adapun salah satu twit keresahan netizen tersebut adalah :
 
"#Kaburajadulu ??? Lebih dihargai di luar negri, dan sulit mendapatkan pekerjaan layak di negara sendiri. Apakah masih bisa disebut tidak nasionalis jika bekerja diluar? Toh pada akhirnya kita sendiri yang bertanggung jawab dengan hidup kita sendiri," - @bsyafaa0272.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ANN)

Sentimen: positif (33.3%)