Sentimen
Negatif (100%)
15 Feb 2025 : 13.29
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Tangerang

Kepala Desa Kohod Mengaku Korban Pembuatan SHGB dan SHM Pagar Laut: Kurang Pengetahuan - Halaman all

15 Feb 2025 : 13.29 Views 16

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

Kepala Desa Kohod Mengaku Korban Pembuatan SHGB dan SHM Pagar Laut: Kurang Pengetahuan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Arsin, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, membuat pengakuan terkait penerbitan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di area pagar laut.

Arsin mengaku turut menjadi korban karena kurangnya pemahaman dia dalam birokrasi.

Arsin menyebut segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod tak pernah dia harapkan.

"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ketidakhati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," kata dia saat konferensi pers di rumahnya, Jumat (14/2/2025).

Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari.

Dia pun meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegaduhan yang telah terjadi.

"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku kepala desa. Dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod dan serta seluruh warga negara Indonesia," kata dia.

Pengacara Arsin, Yunihar menegaskan kliennya bukanlah aktor dari pemagaran laut dan penerbitan sertifikat HGB dan SHM di area pagar laut.

"Faktanya klien kami sebagai kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi, dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C," beber Yunihar.

Yunihar menjelaskan, pihak ketiga itu datang ke Desa Kohod pada pertengahan 2022.

Mereka bertujuan menawarkan dan mengurus peningkatan alas hak tanah berupa tanah garap milik sejumlah warga yang menjadi sertifikat.

"Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat terhadap penerbitan SHM maupun SHGB, klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi," jelas Yunihar.

Yunihar berharap, untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah sampai kemudian putusan pengadilan keluar.

Di samping itu, Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul ke permukaan, setelah namanya jadi perbincangan publik terkait kasus pagar laut di Pesisir Kabupaten Tangerang.

Mengaku kurang sehat

Arsin terlihat mengenakan baju muslim putih, peci hitam, dan sarung. Tak lupa dia juga tampak mengenakan jam tangan mewah berwarna emas.

Raut wajahnya Arsin terlihat lesu.  Arsin juga terlihat batuk terus menerus saat konferensi pers berlangsung.

Dia tampak sering minum air putih saat konferensi pers, guna meredakan rasa gatal di tenggorokan.

Atas hal itu pun membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media.

"Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti," kata Yunihar.

Seusai konferensi pers, awak media juga mencoba menghampiri Arsin dan berbincang dengannya.

Dalam momen itu, Arsin mengaku bahwa dirinya sedang tidak enak badan.

"Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," ujar Arsin.

Tak hanya itu, Arsin mengaku berat badannya turun hingga 10 kilogram. Akan tetapi turunnya berat badan itu bukan karena kasus pagar laut yang saat ini menyandungnya. Melainkan karena kelelahan.

"Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun berat badan karena capek," ungkap Arsin.

Kendati begitu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Hanya sakit demam dan batuk yang biasa dialami.

"Alhamdulillah enggak ada (riwayat penyakit berat) , hanya demam sama batuk," tuturnya.

Penulis: Nurmahadi 

Sentimen: negatif (100%)