Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: MUI
Kab/Kota: Kapuk, Tangerang
Kasus: pengangguran
Pekerja PIK berharap tak jadi korban dan PSN tetap jalan
Elshinta.com
Jenis Media: Metropolitan

Sumber foto: https://surl.li/ejqazs/elshinta.com. Pekerja PIK berharap tak jadi korban dan PSN tetap jalan Dalam Negeri Editor: Sigit Kurniawan Jumat, 14 Februari 2025 - 15:12 WIB
Elshinta.com - Kalangan pekerja yang menggantungkan hidup di Pantai Indah Kapuk (PIK) meminta agar polemik Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) tidak membuat mereka menjadi korban. Mereka berharap program tersebut terus berjalan sehingga bisa membuka lapangan kerja.
“Kami orang kecil cuma bisa berharap agar masalah ini tidak membuat kami jadi kehilangan lapangan kerja. Ini kan pertarungan mereka yang punya kuasa, kalau kami cuma tidak ingin kami semua tidak jadi pengangguran,” kata salah seorang pekerja di kantor perusahaan swasta di PIK2, Rahmat Halim.
Dijelaskannya, ia baru dua tahun bekerja setelah sebelumnya susah payah mengajukan lamaran ke berbagai kantor. “Sekarang sudah mulai baikan, bisa cukup memenuhi kebutuhan kehari-hari. Tapi kok kemudian ada isu penghentian PSN PIK. Nasib kami gimana lagi?” ungkap Rahmat.
Perdebatan soal PSN PIK banyak yang tidak dipahami Rahmat. Tapi menurutnya, persoalan itu tidak terlepas dari para pihak yang berkepentingan terhadap PSN PIK. Baik itu LSM maupun orang-orang yang ingin mendapatkan proyek PSN PIK. “Tapi efeknya justru nasib kami yang jadi terancam,” kata Rahmat.
Warga Teluk Naga ini juga menambahkan, warga di kapungnya juga cukup terganggu dengan isu ini. Karena di antara warga justru saling curiga. “Jadi gak enak suasananya. Apalagi juga ada demo-demo yang justru banyak orang luar wilayah pesisir yang demo,” kata dia.
Security di salah satu kantor di kawasan PIK 2, Maswi, berharap isu penghentian PSN PIK tidak membuatnya kehilangan pekerjaan. “Untuk nyari kerjaan sekarang kan susah juga, ya khawatir juga (klo harus kehilangan pekerjaan, Red),” kata Maswi.
Dijelaskannya, ia sekarang ini menjadi tumpuan yang menghidupi keluarganya. Sehingga ia khawatir juga jika isu penghentian PSN PIK2 akan berdampak pada mata pencahariannya.
Maswi mengaku tidak tahu menahu persoalan PSN PIK2. Ia hanya tahu jika keberadaan PIK2 telah memberi manfaat bagi warga yang membutuhkan mata pencaharian. “Kalau yang begitu-begitu biar orang atas saja, saya cuma //sekuriti yang jaga keamanan,” ungkap warga Pakuhaji, Tangerang tersebut.
Diakui Maswi, keberadaan PIK2 telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekelilingnya. Menurutnya, banyak tetangga maupun teman, yang juga bekerja di PIK2. “Ya banyak yang kerja di sini,” kata Maswi.
Sementara itu, diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membentuk tim kecil yang akan merumuskan aspirasi terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 setelah serangkaian pertemuan dengan beragam kelompok masyarakat.
"Tim sudah mulai menunjuk tim kecil untuk merumuskan hasil selama ini. Hasil apa yang sudah dirumuskan oleh teman-teman di tim, hasil pertemuan dengan para ormas, pertemuan dengan para LSM, para tamu yang datang ke Majelis Ulama Indonesia," ujar Anggota Tim Tabayyun dan Advokasi MUI terkait PSN di PIK 2 sekaligus Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Utang Ranuwijaya di Jakarta, Senin (3/2/2025).
"Akan disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia. Itu yang paling penting. Jadi kepada Bapak Presiden, kemudian ke pihak ketua DPR RI," tambahnya.
Ditanya mengenai periode penyerahan rumusan aspirasi dan rekomendasi tersebut, Utang menyampaikan belum dapat memberikan tanggal yang pasti karena menyusun perumusan itu akan dilakukan secara disiplin dan hati-hati.
Hal itu mengingat permasalahan tersebut merupakan isu penting yang menyangkut kepentingan kedaulatan negara, menurut Utang.
Sebelumnya, MUI telah menyampaikan sikap meminta kepada Pemerintah RI untuk menghentikan PSN yang berada di PIK 2. Sikap itu diumumkan sebagai bagian dari hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI yang digelar beberapa waktu lalu.
Sumber : Elshinta.Com
Sentimen: negatif (94.1%)