Sentimen
Positif (100%)
14 Feb 2025 : 01.06
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Saham Sektor Konsumsi Jadi Pilihan Jelang Ramadan dan Lebaran 2025

14 Feb 2025 : 01.06 Views 21

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Saham Sektor Konsumsi Jadi Pilihan Jelang Ramadan dan Lebaran 2025

Jakarta: Menjelang bulan puasa dan perayaan Lebaran 2025, saham sektor barang konsumsi pokok disarankan menjadi pilihan menarik bagi investor. 
 
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham di sektor ini karena diperkirakan akan mendapat dorongan dari meningkatnya daya beli masyarakat. Saham konsumsi pokok jadi primadona Menurut Research Analyst di Mirae Asset Abyan Habib Yuntoharjo daya beli masyarakat yang tetap kuat didukung oleh berbagai stimulus, salah satunya diskon tarif listrik 50 persen dari pemerintah.
 
“Kami optimistis daya beli yang terjaga itu dapat menjaga momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini dan sektor barang konsumsi pokok (consumer staples)," kata Abyan dalam Media Day: February 2025 by Mirae Asset, Kamis, 13 Februari 2025.

Adapun saham yang menjadi pilihan utama adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).


AMRT, sebagai pemilik jaringan minimarket Alfamart, menjadi salah satu saham yang menarik karena produk yang dijual merupakan kebutuhan sehari-hari. 
 
Sementara itu, ICBP dengan produk mi instan Indomie tetap menjadi bagian penting dari konsumsi masyarakat Indonesia.
 
Untuk dua saham ini, Mirae Asset memberikan rekomendasi BUY, dengan target harga Rp3.500 per saham untuk AMRT dan Rp13.200 per saham untuk ICBP dalam 12 bulan ke depan. Saham defensif yang stabil di tengah ketidakpastian Abyan menjelaskan bahwa saham AMRT dan ICBP bisa menjadi representasi atau proxy sektor consumer staples. Salah satu keunggulan dari saham-saham ini adalah sifatnya yang defensif, artinya kinerjanya cenderung stabil meskipun pasar sedang mengalami fluktuasi.
 
Di sisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset, Adityo Nugroho, menambahkan bahwa faktor eksternal, seperti ketidakpastian ekonomi global akibat kemungkinan kembalinya Trump ke Gedung Putih (Trump 2.0), serta faktor internal seperti pengetatan dan realokasi anggaran pemerintah, dapat menjadi tantangan bagi pasar saham Indonesia.
 
Menurutnya, katalis positif tetap ada, terutama dari momentum Ramadan yang biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi. Selain itu, kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang lebih pro-growth diharapkan dapat mendorong perekonomian domestik.
 
"Ramadhan biasanya diiringi oleh peningkatan aktivitas ekonomi yang signifikan, dan kebijakan moneter bank sentral diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat," ujar Adityo.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ANN)

Sentimen: positif (100%)