Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Mikrofon Mati di Pembukaan Rakernas Golkar, Bahlil: Jangan-jangan Ada yang Belum Dapat Gas - Page 3
Liputan6.com
Jenis Media: News
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5125849/original/042791300_1738991025-IMG_0249.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Menteri BUMN Bahlil Lahadalia beberapa hari terakhir sedang naik daun. Bukan karena prestasi yang membanggakan, melainkan kebijakannya yang membuat sengsara rakyat.
Bahlil ujug-ujug bikin kebijakan melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg. Akibatnya kebijakan itu memicu kelangkaan stok gas elpiji 3 kg. Masyarakat pun kesulitan.
Mereka terpaksa mengantre panjang di pangkalan gas hanya untuk mendapatkan satu tabung gas elpiji 3 kg. Bahkan ada seorang warga meninggal dunia karena kelelahan mengantre gas elpiji 3 kg.
Bahkan viral seorang warga Tangerang meluapkan kekesalannya saat bertemu Bahlil. Reaksi amarah warga ini dianggap mewakili ekspresi rakyat kecil yang kesusahan akibat kebijakan Bahlil Lahadalia.
Pria itu bernama Efendi. Dia menyampaikan protesnya secara langsung kepada Bahlil Lahadalia saat berkunjung ke agen gas di kawasan Cibodas, Tangerang, pada Selasa (4/2/2025).
Sambil menenteng tabung gas kosong, Efendi dengan penuh emosi berbicara kepada Bahlil yang saat itu berdiri dengan pengawalan ketat. "Saya sekarang lagi masak, Pak, saya tinggal demi gas," ujar Efendi emosi dengan nada bergetar.
Bahlil tak banyak bicara saat menanggapi keluhan Efendi. Seolah ingin menenangkan dan menyudahi, Bahlil hanya mengucap, "iya, iya, iya."
Efendi terus menyampaikan keluhannya, menyoroti dampak kelangkaan gas terhadap kebutuhan rumah tangga.
"Bukan masalah antre gasnya, anak kami lapar butuh makan, butuh kehidupan, pak," ucap Efendi bergetar.
Bahlil Kembali mencoba menenangkan suasana. "Oke, sudah Pak, ya," ujar Bahlil.
Masih tak puas, Efendi kembali menegaskan pentingnya logika dalam menangani permasalahan ini. "Logika berjalan dong, Pak," ucap Efendi sambil menunjuk-nunjuk wajah Bahlil.
"Iya iya, sudah Pak ya. Sudah Pak ya, sudah-sudah kita paham, Pak. Kita mengurus banyak orang dan bapak juga," kata Bahlil sebelum akhirnya meninggalkan tempat tersebut.
Sentimen: negatif (79.5%)