Sentimen
Positif (100%)
8 Feb 2025 : 12.07
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Tokoh Terkait
Said Aqil Siradj

Said Aqil Siradj

Labelisasi halal bisa jadi `soft diplomacy` dan branding RI di mata dunia

8 Feb 2025 : 12.07 Views 27

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Ekonomi

Labelisasi halal bisa jadi `soft diplomacy` dan branding RI di mata dunia

Sumber foto: Heru Lianto/elshinta.com. Ketum LPOI: Labelisasi halal bisa jadi `soft diplomacy` dan branding RI di mata dunia Dalam Negeri    Editor: Sigit Kurniawan    Jumat, 07 Februari 2025 - 17:22 WIB

Elshinta.com - Ceruk pasar dan sentimen pasar muslim dan penggunaan teknologi digital akan mewarnai masa depan transaksi dan perdagangan serta investasi di seluruh dunia.

Pendekatan dan penguasaan atas Investasi, Industri Halal dan Ekosistemnya, akan mampu mempengaruhi, merubah dan menggerakkan pendulum pergerakan ekonomi dunia.

Lebelisasi halal bukan hanya semata sebagai sebuah standarisasi dan rekognisi, tetapi lebih dari itu, sebagai lisensi kepercayaan publik dan garansi transaksi global”.

Demikan pernyataan Ketua Umum Lembaga Persaudaraan Organisasi Islam (LPOI) Kiai Said Aqil Siroj, dalam pembukaan Rapat Kerja LPOI dan FGD bertema Investasi, Industri dan Ekosistem Halal di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Kamis (7/2)
.
Lebih lanjut eks Ketua PBNU itu meyakini labelisasi halal dapat menjadi ujung tombak sebagai soft diplomacy dan branding untuk Indonesia di mata dunia.

Pasalnya Lebelisasi halal dapat meningkatkan upaya filterisasi keberadaan produk berkualitas, meningkatkan pendapatan negara, memberi rasa aman dan nyaman bagi warga bangsa

"Khususnya kaum muslimin, dan juga sebagai role model ekonomi halal yang terpercaya di mata dunia," kata Kiai Aqil Siroj.

Namun sayangnya, kata dia, proses sertifikasi halal di Indonesia belum bisa menjadi mercusuar dunia. Hal itu dikarenakan klaim dan brandingnya masih kalah dengan Malaysia.

"Padahal kalau bicara kualitas dan kuantitas Indonesia jauh lebih unggul dalam semua hal," jelasnya.

Karenanya ia mendesak kepada penyelenggara negara agar segera merombak dan merevisi regulasi-regulasi yang berpotensi menghambat proses percepatan Investasi, Industri dan Ekosistem Halal.

"Sehingga kedepan halal dapat menjadi panglima ekonomi bangsa," terangnya

Ia pun berharap ke depan, halal bisa menjadi hal yang menyenangkan dan menguntungkan bagi semuanya, bukan dalam skema yang sulit, ribet, lama dan membingungkan.

"Demikian halnya agresifitasnya brandingnya harus di pompa dan segala problematika serta hambatannya harus disolusikan," pungkasnya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Jumat (7/2).

Sumber : Radio Elshinta

Sentimen: positif (100%)