Sentimen
Negatif (100%)
5 Feb 2025 : 18.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Kasus: HAM

'Palestina Tidak Dijual', Warga AS Berdemo Serbu Gedung Putih saat Netanyahu Berkunjung - Halaman all

5 Feb 2025 : 18.36 Views 29

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

'Palestina Tidak Dijual', Warga AS Berdemo Serbu Gedung Putih saat Netanyahu Berkunjung - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), Selasa (4/2/2025) malam.

Mereka menolak rencana Presiden AS Donald Trump mengambil alih Jalur Gaza dan menjadikan wilayah itu "milik AS".

Aksi demonstrasi itu bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Gedung Putih untuk bertemu Trump.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan "merdeka Palestina" dan "Palestina tidak dijual". Di samping itu, mereka meminta AS untuk berhenti mengirim senjata ke Israel.

Michael Schritzer, seorang pengunjuk rasa, mengatakan warga AS menolak uang pajak mereka digunakan untuk membunuh rakyat Palestina.

Dia juga mengecam rencana Trump untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina dari sana. Menurutnya, rencana itu adalah rencana "gila".

"Rakyat Palestina tak akan pergi ke mana-mana. Mereka orang pribumi di negeri itu," katanya kepada Al Jazeera.

"Berkata bahwa kalian akan akan mengusir masyarakat adalah suatu mentalitas penjajah."

Sebelumnya, Trump mengklaim warga Palestina akan meninggalkan Gaza dengan senang hati jika diberi kesempatan.

Klaim itu menuai kecaman dari negara-negara Arab dan kelompok HAM. Para pengkritik menyebut rencana Trump itu sebagai tindakan pembersihan etnis.

DONALD TRUMP - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025) menunjukkan Presiden AS menggelar konferensi pers dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (5/2/2025) (White House)

Sofia Ahmad, seorang pengunjuk rasa lainnya, bahkan mengaku kesusahan mencari kata-kata untuk menggambarkan sikap Trump itu.

"Bahwa dia (Trump) seorang presiden adalah fakta yang menjijikkan," kata Sofia.

"Dia seorang fasis, psikopat, narsisis."

Lalu, mengenai Netanyahu, Sofia menegaskan PM Israel itu seorang penjahat yang diburu oleh Mahkamah Pidana Internasional karena dugaan kejahatan perang di Gaza.

"Washington dipenuhi penjahat perang, tetapi yang paling buruk dari yang terburuk berada di sini, seorang yang menjadi arsitek genosida."

Sementara itu, Mohammad Qasim yang berasal dari Gerakan Mudah Palestina mengatakan para pengunjuk rasa marah besar karena Netanyahu diundang ke Gedung Putih.

"Kini kami di jalanan untuk memprotes dan menjelaskan bahwa dia tidak disambut di kota kami," kata Qasim.

"Kami sudah melihat keteguhan dan ketangguhan dan rasa cinta kepada Gaza yang diperlihatkan warga Palestina di Gaza selama 15 hingga 16 bulan terakhir."

Dalam aksi unjuk rasa itu para demonstran membawa poster yang menampilkan wajah Netanyahu dan tulisan "dicari". Mereka juga membawa bendera Palestina.

Trump ingin AS ambil alih Gaza

Trump sudah menyampaikan rencana AS untuk menguasai Gaza.

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kita akan melakukan pekerjaan dengannya pula. Kita akan memilikinya," kata Trump, dikutip dari The Times of Israel.

Trump menyatakan rakyat Palestina tak punya alternatif selain meninggalkan "puing-puing besar" atau Gaza setelah Israel melancarkan serangan selama lebih dari 15 bulan.

Menurut Trump, rakyat Palestina harus dipindahkan dari "lubang neraka" di Gaza ke negara-negara yang "berhati kemanusiaan".

Dia juga pernah meminta Mesir, Yordania, dan negara Arab lainnya agar bersedia menampung lebih banyak warga Gaza. Namun, permintaan itu juga ditolak.

Sementara itu, Utusan AS untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan Palestina tak perlu terikat dengan negeri mereka saat ini demi mendapatkan hidup yang lebih baik.

"Hidup yang lebih baik itu tentang kesempatan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih baik, aspirasi yang lebih baik untuk kalian dan keluarga kalian," kata Witkoff.

"Hal itu tidak bisa terjadi karena kalian mendirikan tenda di Gaza dan kalian dikelilingi oleh 30.000 amunisi yang bisa meledak kapan pun."

Witkoff mengklaim Gaza saat ini tak bisa ditinggali dan bahkan tak bisa ditinggal hingga 10 atau 15 tahun mendatang.

Adapun Trump sudah mengaku akan berupaya membersihkan semua bom di Gaza.

"Kita akan bertanggung jawab menyingkirkan semua bom berbahaya yang tidak meledak dan senjata lain di tempat itu, menyingkirkan bangunan-bangunan hancur, meratakannya, menciptakan perkembangan ekonomi yang akan menyediakan jumlah pekerjaan dan perumahan yang tak terbatas bagi masyarakat di sana," kata Trump.

"Kita harus melakukan sesuatu yang berbeda. Kalian tak bisa kembali. Jika kalian kembali, akan berakhir seperti yang sudah terjadi selama 100 tahun."

Trump menyebut "masyarakat dunia" akan menjadi penduduk yang tinggal di Gaza setelah daerah itu selesai dibangun kembali oleh AS. Menurut Trump, warga Palestina juga bisa menjadi salah satunya.

(*)

Sentimen: negatif (100%)