Sentimen
Negatif (99%)
4 Feb 2025 : 21.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Tiongkok

Kasus: serangan siber

China Balas Perang Dagang AS, Google Ikut Kena Imbasnya - Halaman all

4 Feb 2025 : 21.50 Views 115

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

China Balas Perang Dagang AS, Google Ikut Kena Imbasnya - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) benar-benar telah dimulai.

China telah mengumumkan tarifnya sendiri terhadap barang-barang impor dari AS.

Tindakan China ini diambil sebagai balasan terhadap AS yang mengenakan tarif sebesar 10 persen terhadap impor produk China yang mulai berlaku Selasa (4/2/2025) hari ini.

Mulai 10 Februari 2025, China menyatakan akan menerapkan tarif sebesar 15 persen pada batu bara dan gas alam cair (LNG) Amerika.

Serta tarif sebesar 10 persen pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil bermesin besar yang diimpor dari AS.

Perintah Donald Trump

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu (1/2/2025) yang meminta untuk mengenakan tarif signifikan pada mitra dagang terbesar Amerika termasuk China.

Dengan alasan kekhawatiran atas aliran fentanil dan defisit perdagangan.

Tarif adalah pajak atas barang impor, yang biasanya dibayarkan oleh perusahaan pengimpor, yang kemudian dapat membebankan biaya kepada konsumen melalui harga yang lebih tinggi.

"Artinya, langkah Trump dan tanggapan China memunculkan perang dagang yang dapat merugikan warga Amerika," demikian Newsweek.

Apa yang perlu diketahui

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/2/2025) hari ini, Kedutaan Besar AS di China  mengatakan bahwa kenaikan tarif yang diumumkan oleh Trump "sangat melanggar aturan [Organisasi Perdagangan Dunia] dan merupakan tindakan khas unilateralisme dan proteksionisme perdagangan."

China pada gilirannya memberlakukan tindakan yang "sepenuhnya dibenarkan dan masuk akal" dan juga telah mengajukan gugatan hukum ke WTO yang menentang tindakan Trump.

Keputusan tarif Trump "merusak fondasi kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS," tambah pernyataan kedutaan besar China.

Craig Singleton, peneliti senior Tiongkok di Foundation for Defense of Democracies (FDD), mengatakan kepada Newsweek bahwa presiden China Xi Jinping perlu memproyeksikan kekuatan di dalam negeri sebagai respons terhadap tarif Trump tanpa merugikan ekonomi negaranya.

Singleton meyakini hal ini akan melibatkan pemanfaatan perusahaan milik negara dan cadangan untuk menyerap guncangan tarif sambil bertaruh pada bisnis dan konsumen AS untuk melawan pertempuran ekonomi yang berkepanjangan.

China Selidiki Google

Dikutip dari Associated Press, China juga mengumumkan penyelidikan antimonopoli terhadap Google dan tindakan perdagangan lainnya.

Respons China  “terukur,” kata John Gong, seorang profesor di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional di Beijing.

“Saya kira mereka tidak ingin perang dagang meningkat,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya aksi saling balas antara kedua negara.

China dan AS pernah terlibat dalam perang dagang pada tahun 2018 ketika Trump menaikkan tarif atas barang-barang China  dan China  membalasnya dengan cara yang sama.

Kali ini, kata para analis, China jauh lebih siap untuk melawan, dengan pemerintah mengumumkan serangkaian tindakan yang mencakup berbagai sektor ekonomi, mulai dari energi hingga perusahaan-perusahaan AS.

Perusahaan-perusahaan AS juga terkena dampak'

Selain itu, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka sedang menyelidiki Google atas dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli.

Pengumuman tersebut tidak menyebutkan tarif tetapi muncul beberapa menit setelah tarif 10 persen Trump terhadap China mulai berlaku.

Tidak jelas bagaimana penyelidikan ini akan memengaruhi operasi Google.

Perusahaan tersebut telah lama menghadapi keluhan dari produsen ponsel pintar China atas praktik bisnisnya seputar sistem operasi Android, kata Gong.

Selain itu, Google memiliki kehadiran yang terbatas di China, dan mesin pencarinya diblokir di negara tersebut seperti kebanyakan platform Barat lainnya.

Google keluar dari pasar China pada tahun 2010 setelah menolak untuk mematuhi permintaan penyensoran dari pemerintah China dan setelah serangkaian serangan siber terhadap perusahaan tersebut.

Google tidak langsung berkomentar sejauh ini.

Sumber: AP/Newsweek

Sentimen: negatif (99.8%)