Modifikasi Cuaca Kalsel Berhasil Redakan Banjir Regional 3 Februari 2025
Kompas.com
Jenis Media: Regional
/data/photo/2024/02/26/65dc095a5a859.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Modifikasi Cuaca Kalsel Berhasil Redakan Banjir Tim Redaksi KOMPAS.com - Curah hujan yang cukup tinggi merata di hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam sebulan terakhir mengakibatkan banjir di sejumlah kabupaten dan kota. Untuk mencegah banjir semakin meluas, Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama dua hari, yakni pada 29 dan 30 Januari 2025. Hasilnya, curah hujan di Kalsel mengalami penurunan intensitas sehingga mengurangi risiko meluasnya banjir. "Sejak OMC dilaksanakan selama dua hari, 29 dan 30 Januari, intensitas hujan di Kalsel cenderung menurun," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel , Bambang Dedi, Minggu (2/2/2025) malam. Bambang menjelaskan bahwa pola OMC dilakukan dengan cara penyemaian awan yang berpotensi menurunkan hujan. Proses ini bertujuan agar hujan tidak turun di kawasan daratan yang rawan banjir. Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ), OMC di Kalsel terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan. "Alhamdulillah, berdasarkan analisis BMKG, OMC cukup mengurangi potensi hujan yang berasal dari awan-awan di bagian selatan," jelas Bambang. Ia juga menekankan bahwa agar hasil lebih maksimal, OMC idealnya dilakukan secara berkelanjutan sebagai bagian dari strategi mitigasi banjir. Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, menjelaskan bahwa tujuan utama OMC bukan untuk menghilangkan hujan, melainkan mengendalikan intensitasnya agar tidak berdampak buruk pada daerah rawan banjir. Dalam operasi ini, redistribusi curah hujan dilakukan ke titik-titik aman seperti perairan laut. "Kami jatuhkan garam dan kapur tohor satu ton di awan yang ada di laut sehingga hujan di daratan pun akan berkurang," ujar Agus. Garam berfungsi untuk mempercepat turunnya hujan sebelum awan mencapai daratan, sedangkan kapur tohor digunakan untuk membuyarkan awan agar hujan tidak terjadi. "Metodenya mempercepat dan membuyarkan. Dua skema atau dua teknologi yang digunakan," jelas Agus. Dengan kombinasi kedua skema ini, efektivitas modifikasi cuaca di Kalsel mencapai 70 persen. Bahkan, BMKG telah membentuk unit khusus untuk mengembangkan teknologi ini dalam mitigasi bencana. "Dengan begitu, teknologi ini masih relevan untuk mitigasi bencana," pungkas Agus. OMC terbukti mampu membantu mengurangi dampak banjir di Kalsel. Dengan keberhasilan ini, diharapkan modifikasi cuaca bisa diterapkan lebih luas di daerah-daerah rawan bencana lainnya. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (98.4%)