Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kapuk, Tangerang
Tokoh Terkait
Yusuf Dumdum Bongkar Kebohongan Abu Janda Soal Pagar Laut PIK-2
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial Yusuf Dumdum mengungkap isu yang menjadi sorotan publik terkait klaim Abu Janda soal pagar laut di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK-2).
Yusuf menuding Abu Janda melakukan manipulasi terkait video yang memperlihatkan nelayan yang diduga mendukung keberadaan pagar bambu di sepanjang kawasan tersebut.
Dikatakan Yusuf, dua orang yang muncul dalam video Abu Janda sebenarnya berasal dari kawasan Tanjung Kait, yang jauh dari lokasi pagar laut di PIK-2.
Ia mengklaim bahwa mereka hanya dijadikan figuran untuk konten tersebut.
"Waduh! Menurut nelayan asli Banten, dua orang yang diajak syuting AJ (Abu Janda) itu lokasinya di Tanjung Kait, jauh dari lokasi pagar bambu," ujar Yusuf di X @yusuf_dumdum, kemarin.
Tidak hanya itu, Yusuf juga menyebutkan bahwa sebelum pengambilan video, kedua orang tersebut telah diajak makan-makan oleh Abu Janda dan kemudian diberi uang sebesar Rp100 ribu sebagai imbalan untuk membuat konten pengakuan.
"Sebelumnya mereka sudah diajak makan-makan dan kemudian dibayar Rp100 ribuan," tandasnya.
Sebelumnya, nama Permadi Arya, yang akrab disapa Abu Janda, kembali mencuat setelah ia dituding menyebarkan informasi keliru terkait pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di perairan Tangerang, Banten.
Dalam sebuah video, Abu Janda mewawancarai dua pria yang mengaku sebagai nelayan, yang menyatakan bahwa pagar tersebut dibangun oleh masyarakat setempat selama lima tahun.
Abu Janda mengklaim bahwa pagar tersebut tidak ada hubungannya dengan proyek Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) maupun perusahaan besar lainnya.
"Pak Prabowo dan jajarannya tidak perlu termakan isu bahwa pagar laut ini milik PIK2 atau Agung Sedayu. Saya pastikan ini milik warga nelayan setempat," katanya dalam video tersebut.
Ia juga menuding bahwa pihak yang menyebut pagar laut itu milik sembilan naga hanya berniat memprovokasi dan memecah belah bangsa dengan narasi rasis.
"Orang yang bikin gaduh kayak gini sebaiknya ditangkap saja, Pak," tegasnya.
Namun, pernyataan Abu Janda dibantah oleh seorang nelayan asli dari Tangerang.
Ia mengungkap bahwa lokasi syuting video tersebut sebenarnya berada di Tanjung Kait, jauh dari area pagar laut yang jadi kontroversi.
Nelayan itu juga mengungkap bahwa orang-orang yang diwawancarai dalam video diduga dibayar untuk membuat pengakuan palsu.
"Abu Janda syutingnya di Tanjung Kait, bukan di lokasi pagar bambu. Itu di tempat makan," jelas nelayan tersebut dalam sebuah video yang beredar.
Ia juga mengungkap bahwa lima orang yang ada dalam video tersebut sudah diajak makan-makan dan diberi uang Rp100 ribu per orang untuk pura-pura mengaku sebagai nelayan.
"Dikira kita nelayan enggak tahu? Nelayan Banten itu cerdas," tambahnya.
Nelayan itu juga memperingatkan Abu Janda untuk tidak sembarangan datang ke Banten dan membuat konten yang memicu kontroversi.
"Abu Janda, ini Banten. Jangan asal datang dan bikin konten seenaknya. Kalau ada masalah, ketemu saya di Mauk!" tegasnya.
Isu tentang pagar laut di kawasan PIK2 sebelumnya telah menjadi perhatian publik, memicu berbagai respons, termasuk dari pemerintah.
Banyak pihak mendesak agar masalah ini segera diselesaikan, terutama untuk menjamin akses para nelayan tradisional tetap terjaga. (Muhsin/Fajar)
Sentimen: negatif (100%)