Sentimen
Positif (66%)
25 Jan 2025 : 20.57
Informasi Tambahan

BUMN: PLN

Kab/Kota: Pekanbaru

Cerita Yasir Bawa Jenazah Ayah Pakai Gerobak Kayu di Daerah Kaya Minyak Regional 25 Januari 2025

25 Jan 2025 : 20.57 Views 32

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Cerita Yasir Bawa Jenazah Ayah Pakai Gerobak Kayu di Daerah Kaya Minyak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Januari 2025

Cerita Yasir Bawa Jenazah Ayah Pakai Gerobak Kayu di Daerah Kaya Minyak Tim Redaksi PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan jenazah dibawa menggunakan gerobak kayu, Sabtu (25/1/2025). Peristiwa menyedihkan ini terjadi di Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti , Riau. Kejadian ini sangat miris karena terjadi di daerah yang kaya minyak bumi. Dalam video itu, tampak jenazah berada di dalam gerobak dorong terbuat dari kayu. Di dalam gerobak diletakkan kasur sebagai alas jenazah. Kemudian jenazah ditutup dengan kain penutup keranda. Gerobak berisi jenazah tersebut ditarik menggunakan sepeda motor. Seorang pria duduk di atas gerobak memegang payung untuk melindungi jenazah dari sinar matahari. Jenazah yang dibawa dengan gerobak kayu itu merupakan orangtua dari warga bernama M Yasir (54). Yasir sendirilah yang membawa jenazah almarhum bapaknya, Muhazin (83) menggunakan gerobak kayu karena ambulans puskesmas rusak. "Ya, itu kejadiannya pada Rabu (22/1/2025). Jenazah orangtua saya terpaksa dibawa pakai gerobak kayu ditarik pakai motor, karena ambulans puskesmas katanya rusak," ujar Yasir saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu malam. Dia mengatakan, orangtuanya meninggal dunia sekitar pukul 14.00 WIB, karena sakit tua. Menjelang dimakamkan, sekitar pukul 16.00 WIB, Yasir bersama keluarganya menghubungi pihak puskemas. Keluarga ingin meminjam ambulans untuk mengantarkan jenazah ke TPU karena jarak dari rumah duka ke TPU sekitar 3 km. Namun, Puskesmas mengabarkan ambulans sedang rusak. "Rencananya kami mau pakai ambulans antar jenazah. Cuma pihak puskemas bilang ambulans tidak bisa dioperasikan karena rusak. Kerusakan sudah berlangsung dalam empat bulan terakhir," sebut Yasir. Setelah mendapat jawaban tersebut, dia dan keluarganya mencoba mencari alternatif lain. Mereka mencoba meminta bantuan ke PLN meminjam kendaraan roda tiga untuk mengantarkan jenazah. Namun, kendaraan merek kaisar itu katanya juga sedang rusak. Pilihan satu-satunya adalah, jenazah dibawa dengan gerobak kayu dan ditarik dengan sepeda motor. "Pada rusak semuanya. Jadi mau tak mau harus menggunakan gerobak milik saya sendiri ke tempat pemakaman umum. Kami sangat sedih dengan kondisi ini," kata Yasir. Gerobak kayu ditarik pakai sepeda motor yang dikendarai oleh temannya, Rahmat. Sedangkan Yasir duduk di atas gerobak sambil memayungi jenazah ayahnya. Yasir berharap, pemerintah memberikan perhatian setelah kejadian ini. "Harapan saya, ya mohon bantuanlah kepada pemerintah memberikan bantuan ambulans untuk desa. Supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini," ucap Yasir. "Kami sebenarnya juga butuh bantuan mesin robin, pak, untuk menyedot air di dalam kubur," imbuh Yasir. Dia melanjutkan, setiap gali kubur pada musim hujan, kuburan selalu dipenuhi air. Sehingga membuat proses pemakaman jenazah menjadi lama. "Kemarin waktu pemakaman orangtua saya, itu kuburan banyak air. Jadi harus ditimba dulu baru bisa dimasukkan jenazah. Jadi kami kami butuh bantuan mesin robin, pak," sebut Yasir. Persoalan lainnya, tambah dia, tukang gali kubur juga tidak mendapatkan gaji. "Tukang gali kubur tak ada gaji. Cuma dikasih seikhlasnya dari pihak keluarga yang berduka," kata Yasir. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti tak banyak memberikan tanggapan terkait buruknya pelayanan ini. Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti, Asmar hanya mengatakan akan menindaklanjuti masalah tersebut. "Nanti kita tindaklanjuti," kata Asmar singkat kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu malam. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (66.6%)