Apakah Trump Pebisnis yang Handal? Yuk Cek Catatannya
Medcom.id
Jenis Media: Ekonomi

Jakarta: Donald Trump, yang baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025, kembali menjadi sorotan. Tidak hanya karena kebijakan kontroversialnya, tetapi juga klaimnya sebagai pebisnis ulung yang sering menjadi bagian dari narasi politiknya.
Namun, rekam jejak bisnis Trump menunjukkan cerita yang jauh lebih kompleks, penuh dengan kontroversi dan kritik atas strategi bisnis yang sering kali dipertanyakan.
Warisan dari Fred Trump
Sebagian besar kesuksesan awal Donald Trump berasal dari kekayaan besar yang diwariskan oleh ayahnya, Fred Trump. Menurut laporan The New York Times (2 Oktober 2018), Donald Trump menerima setidaknya USD 413 juta dalam nilai hari ini dari kerajaan real estat ayahnya.
Uang ini mulai mengalir sejak ia masih balita hingga mencapai lebih dari USD 5 juta per tahun ketika Trump berada di usia 40-an.
"Fred Trump memberikan segala hal yang diperlukan untuk Donald, mulai dari modal hingga koneksi bisnis," tulis laporan yang ditulis oleh David Barstow, Susanne Craig, dan Russ Buettner.
Namun, cara transfer kekayaan ini tidak selalu bersih dari kontroversi. Penyelidikan menemukan bahwa keluarga Trump menggunakan strategi perpajakan agresif, termasuk mendirikan perusahaan palsu untuk menghindari pajak.
Contohnya adalah All County Building Supply & Maintenance, perusahaan yang digunakan untuk menaikkan biaya operasional properti Fred Trump secara artifisial.
Uang hasil markup tersebut kemudian mengalir ke anak-anaknya sebagai hadiah yang tidak dikenakan pajak.
Kebangkrutan dan Kontroversi
Meski memulai dengan kekayaan yang besar, beberapa keputusan bisnis Donald Trump justru berujung pada kebangkrutan. Antara tahun 1991 dan 2009, enam bisnis Trump mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Bab 11.
Kebangkrutan ini termasuk kasino ikoniknya seperti Trump Taj Mahal dan Trump Plaza di Atlantic City.
Dalam kasus Trump Taj Mahal, kasino tersebut memerlukan pendanaan lebih dari USD 1 juta per hari untuk membayar utang. Ketika akhirnya bangkrut, banyak investor kehilangan uang, sementara Trump sering kali lolos tanpa kerugian pribadi yang signifikan.
Seperti yang diungkapkan dalam laporan investigasi The New York Times, praktik bisnis Trump seringkali berfokus pada "melindungi aset pribadi" dengan mengorbankan kepentingan investor dan mitra bisnisnya.
Strategi Membangun Merek
Meskipun gagal dalam banyak bisnis tradisional seperti kasino dan maskapai penerbangan, Trump berhasil membangun mereknya sebagai aset utama.
Dengan mengandalkan nama "Trump," ia menghasilkan ratusan juta dolar melalui kesepakatan lisensi, acara televisi seperti The Apprentice, dan buku-buku motivasi.
Namun, keberhasilan merek ini sering kali dibangun di atas narasi yang dibesar-besarkan. Dalam wawancaranya, Trump pernah menyebutkan bahwa ia memulai bisnisnya hanya dengan pinjaman kecil USD 1 juta dari ayahnya.
Faktanya, ia menerima bantuan finansial jauh lebih besar dari itu, termasuk pinjaman dan investasi besar dari Fred Trump. Hal ini mencerminkan bagaimana narasi pribadi sering kali menyimpang dari fakta finansial yang sebenarnya.
Manipulasi Nilai Aset
Salah satu kritik utama terhadap praktik bisnis Trump adalah manipulasi nilai asetnya untuk keuntungan pribadi.
Dalam dokumen yang diperoleh The New York Times, ditemukan bahwa Trump sering merendahkan nilai aset untuk memotong pajak dan menaikkannya saat membutuhkan jaminan untuk pinjaman.
Contohnya, pada tahun 1997, keluarga Trump mengklaim bahwa nilai properti Fred Trump hanya sebesar USD 41,4 juta untuk menghindari pajak warisan. Namun, properti yang sama kemudian dijual lebih dari 16 kali lipat dari nilai yang dilaporkan.
Hal ini menunjukkan pola sistematis dalam pengelolaan aset yang memungkinkan keluarga Trump untuk menghindari kewajiban pajak secara signifikan, sebagaimana ditekankan dalam laporan investigasi The New York Times.
Kesimpulan: Pebisnis Handal atau Hanya Ahli Strategi?
Rekam jejak bisnis Donald Trump mencerminkan dualitas antara strategi pemasaran yang brilian dan pengelolaan bisnis yang sering kali tidak efisien.
Keberhasilannya lebih banyak terkait dengan eksploitasi warisan keluarga dan penciptaan citra daripada pencapaian finansial yang murni.
Sebagai pebisnis, Trump memang menunjukkan keahlian dalam memanfaatkan peluang dan menciptakan narasi sukses. Namun, banyaknya kebangkrutan dan praktik bisnis yang dipertanyakan membuat klaimnya sebagai pebisnis ulung patut diperdebatkan.
Seperti yang ditemukan oleh The New York Times, "Keberhasilan finansial Donald Trump sangat bergantung pada bantuan ayahnya, bukan hanya dari segi modal, tetapi juga koneksi dan strategi."
Baca Juga:
Dilantik Tanpa Sentuh Alkitab, Tindakan Donald Trump Jadi Sorotan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SUR)
Sentimen: positif (99.6%)