Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Purwodadi, Semarang
Mendesak! Ini Kebutuhan Korban Banjir Grobogan di Pengungsian, Tersebar di 3 Lokasi
Tribunnews.com
Jenis Media: News

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Banjir yang melanda Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan membuat pemerintah desa bekerja ekstra untuk membantu para korban, Rabu (22/1/2025).
Banjir disebabkan oleh jebolnya empat titik tanggul di Desa Baturagung, Selasa (21/1/2025) pagi.
Air langsung menerjang ratusan rumah, belasan rumah hancur, dan beberapa rumah ludes terbawa derasnya aliran air.
Perangkat Desa Baturagung, Gunadi saat ditemui TribunJateng.com di lokasi pengungsian mengungkapkan bahwa begitu banjir melanda, mereka langsung menyiapkan mobil siaga.
Bahkan ada warga yang menggunakan motor roda tiga (tossa) untuk mempercepat proses evakuasi.
“Begitu banjir, kami siapkan mobil siaga, ada yang pakai tossa untuk mempersingkat waktu,” ujar Gunadi, Rabu (22/1/2025).
Para korban banjir langsung dibawa ke tiga titik pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah desa, yaitu di Balai Desa Baturagung, Masjid Dusun Lanjaran, dan Masjid Dusun Mintreng.
Kondisi di lokasi pengungsian cukup memprihatinkan, dengan kebutuhan mendesak seperti pakaian layak pakai, selimut, dan makanan.
Banyak rumah yang hancur akibat banjir, bahkan beberapa rumah hilang sepenuhnya.
“Ada yang 50 persen hancur, ada yang hilang,” tambah Gunadi menjelaskan betapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini.
Kebutuhan Mendesak di Pengungsian
Di tengah situasi yang penuh tantangan, bantuan untuk korban sangat diperlukan.
Pakaian layak pakai, selimut, serta makanan menjadi kebutuhan utama.
Gunadi juga menambahkan bahwa meskipun sudah ada bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) pada pagi hari.
Bantuan tersebut belum dibuka dan masih menunggu distribusi lebih lanjut.
“Tadi pagi ada bantuan dari PMI, kebetulan belum kami buka, nanti menunggu,” ujar Gunadi.
Sementara itu, makanan untuk pengungsi ditangani oleh pemerintah desa.
Warga desa bekerja sama dengan beberapa donatur untuk memasak dan mengirimkan makanan setiap hari seperti makanan ringan, kue, dan makanan lainnya.
"Makanan sementara ditangani desa, jadi kami masakkan, kirim setiap hari sama beberapa donatur dari desa, memberi semacam snack, kue, dan lain-lain," jelasnya.
Sayangnya, bantuan makanan seringkali langsung habis karena banyaknya pengungsi yang membutuhkan.
Para lansia yang terdampak banjir juga mendapatkan perhatian khusus.
Mereka langsung dibawa ke Balai Desa untuk mendapatkan perawatan seadanya.
Data sementara menunjukkan ratusan Kepala Keluarga yang mengungsi.
Sementara kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.
"Ada sekira 300 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi, 15 rumah yang hanyut, perabotan rumah, mobil dan motor ikut hanyut, tidak ada korban jiwa," kata Henni Prasetyo, Kepala Dusun Tutup, Desa Baturagung, saat ditemui TribunJateng.com, Selasa (21/1/2025).
Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir sedang dibersihkan, Rabu (22/1/2025). (TRIBUN JATENG/Fachri Sakti Nugroho)
Pentingnya Bantuan Segera
Banjir yang merendam Desa Baturagung ini menyisakan banyak kerugian, baik materiil maupun psikologis.
Selain rumah yang hancur, warga juga membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk meringankan beban para korban.
Dengan adanya kerja sama antara pemerintah desa, relawan, dan donatur, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat, dan para korban segera pulih.
TribunJateng.com yang datang ke lokasi banjir melihat ratusan rumah tergenang, puluhan rumah rusak dan ada yang hanyut terseret hingga ratusan meter dari permukiman.
Bangkai kendaraan bermotor hingga peralatan rumah tangga juga tampak berserakan di jalanan hingga persawahan.
Warga yang awalnya masih terjebak di rumah, mulai mengungsi meninggalkan rumahnya yang tak lagi bisa ditempati sementara waktu.
Mereka berjalan pelan menyusuri jalanan yang licin dan masih dilewati kencang arus air.
Terlihat beberapa lansia memegangi tali pengaman yang sengaja dipasang sebagai pegangan agar warga tidak terpeleset.
Di lokasi pengungsian, deretan lansia dan ibu-ibu yang menggendong bayinya semakin menambah pilu pemandangan.
Sayup-sayup terdengar di antara mereka saling bercerita dan mengeluh badannya sakit karena usia dan penyakit.
Detik-detik Tanggul Jebol Menerjang Ratusan Rumah Warga
Masih terlintas jelas di ingatan Kartinah, warga Desa Baturagung, yang menjadi korban bencana banjir.
Rumah Kartinah memang selamat, tapi tidak dengan rumah-rumah tetangga sekitarnya yang hilang tersapu air.
Kepada TribunJateng.com, Kartinah menceritakan, pagi saat kejadian dia sedang membantu anaknya bersiap untuk sekolah.
Tak lama kemudian air meluber dan tanggul tak bisa bertahan lagi.
"Kejadian pukul 06.00, air sudah meluber, sekira pukul 06.30 sudah tidak bisa dipertahankan lagi, tanggul jebol," tutur Kartinah kepada TribunJateng.com, Selasa (21/1/2025).
Karena cepatnya kejadian, Kartinah tak sempat mengamankan barang-barang berharganya.
"Kerugian-kerugian lumayan banyak, karena kebetulan tanggul dari samping kanan dan kiri rumah sudah jebol jadi tidak bisa menyelamatkan aset-aset sejenis motor."
"Di samping rumah ada penjual pupuk itu entah ada berapa ton karena baru didatangkan, kerugianya lumayan," imbuh Kartinah.
Kartinah menuturkan, rumah yang berada tepat di lokasi tanggul yang jebol tak bisa diselamatkan dan langsung terbawa arus.
"Rumah warga saat air jebol langsung hancur karena tepat di hadapan air jebol."
"Kebetulan ini padat penduduk lumayan banget ini yang terdampak banjir," pungkas Kartinah. (*)
Sentimen: positif (94.1%)