Sentimen
Positif (99%)
22 Jan 2025 : 06.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jati, Pasar Minggu, Pejaten Barat

Tokoh Terkait

Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling Megapolitan 22 Januari 2025

22 Jan 2025 : 06.03 Views 10

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Januari 2025

Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kopi keliling atau populer dengan istilah starling bernama Abdul Azis (58) mengeluh tidak pernah mendapatkan keterampilan saat masih bekerja sebagai petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU). Padahal, menurut Azis, keterampilan tersebut sangat diperlukan pada masa kini, terutama setelah ia pensiun sebagai petugas PPSU dua tahun yang lalu. “(Selama ini) enggak ada (pelatihan keterampilan). Dulu waktu PPSU, ngelas-ngelas gitu, itu (saya) enggak diikutsertakan. Ada 10 orang atau 15 orang gitu. Waktu jadi PPSU, itu enggak diikutsertakan,” kata Azis saat ditemui Kompas.com di Jalan Warung Jati Barat, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025). Azis tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa ia tidak pernah mendapatkan pelatihan keterampilan. Namun, ia menduga hal itu karena usianya yang dianggap tidak lagi produktif untuk menerima pelatihan tersebut. “Ya mungkin yang jiwanya muda-muda kali yang disuruh, yang muda-muda. Yang tua-tua mungkin, ya bagaimana ya. Iya kali (enggak produktif),” ujar dia. “Iya, (pelatihan) perlu itu. Setelah pensiun kan bisa mengelas. Ini enggak, yang muda-muda doang,” tambahnya. Selain mengelas, Azis mengetahui ada pelatihan keterampilan menjahit untuk para PPSU. Lagi-lagi, dia tidak mendapatkan keterampilan tersebut. “Itu mengelas, jahit-jahit, ada kegiatan itu, sudah. Enggak pernah diikutsertakan gitu. Karena umur sudah tua kali ya,” ujar dia. Saat ditanya apakah dia saat ini masih mengharapkan pelatihan keterampilan dari pemerintah, Azis merasa asa itu telah sirna. “Enggak (berharap), habis nanti kalau lama-lama (diharapkan) jadi sakit hati. Bukan bagian (rezeki) saya kali, makanya enggak dapat,” pungkas dia. Adapun Azis pensiun dari pekerjaannya sebagai petugas PPSU pada usia 56 tahun setelah mengabdi selama tujuh tahun. Kini, ia beralih profesi menjadi pedagang kopi keliling dengan penghasilan kotor sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per hari. Dari jumlah tersebut, penghasilan bersih yang diterimanya berkisar Rp 50.000 per hari. Namun, pendapatan Azis sangat bergantung kondisi cuaca. Ketika hujan turun, ia hanya mampu menghasilkan Rp 20.000, atau bahkan Rp 10.000 dalam sehari. Azis tinggal bersama istri yang merupakan ibu rumah tangga (IRT) dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SMK dan SD. Beruntung, ia tinggal di rumah peninggalan orangtuanya, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa atau mengontrak. Selain itu, Azis mendapatkan subsidi listrik selama tiga tahun terakhir. Dengan demikian, ia hanya membayar tagihan listrik sekitar Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per bulan. Meski begitu, untuk kebutuhan mendesak, ia terkadang meminjam uang dari adiknya yang tinggal di dekat rumahnya. Jumlah pinjaman tersebut relatif kecil, sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Azis pun selalu berusaha segera mengembalikannya setelah mendapatkan uang. Azis mengakui dirinya masih menanggung beban utang yang besar yang menumpuk sejak ia masih bekerja sebagai petugas PPSU. Saat itu, ia merasa penghasilannya cukup besar sehingga sering menggunakan uang tanpa pertimbangan matang. Sisa utang yang kini kurang dari Rp 50 juta pernah membuat Azis terpaksa menjual motor dan menggadaikan sertifikat tanah. “Semenjak berdagang seperti ini, Alhamdulillah, saya tidak menambah utang lagi. Sekarang saya fokus untuk melunasi sisa utang dari masa lalu,” kata Azis. Untuk kebutuhan kesehariannya, keluarga Azis menerima bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk akses layanan kesehatan dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk pendidikan anak-anaknya. Namun, sejak pensiun dari PPSU, Azis mengaku belum pernah mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (99.6%)