Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Honda
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Bantul, Yogyakarta
Tokoh Terkait

Sri Sultan Hamengku Buwono X
Warga Kumpul di JEC Kembul Bujana 'Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana', Sultan Sampaikan Pesan Ini
Krjogja.com
Jenis Media: News

Krjogja.com - BANTUL - Ribuan warga DIY terdiri dari Lurah, Babinsa, Babikamtibmas, Jaga Warga dan berbagai elemen masyarakat lainnya berkumpul di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (18/1/2025). Mereka berhimpun dalam balut acara Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana yang diinisiasi Pemda DIY.
Kapolda DIY, Irjen Polisi Suwondo Nainggolan, mewakili Forum Komunikasi Pimpinan Daerah membuka acara tersebut. Suwondo menyampaikan terimakasih pada segenap elemen masyarakat DIY yang berkolaborasi dengan luar biasa mewujudkan keamanan DIY hingga hajat besar pemilihan umum selesai dengan baik.
"Keamanan di Yogyakarta bukan situasi tapi investasi mendukung kegiatan ekonomi kemasyarakatan seperti pariwisata, pendidikan, pertanian dan berbagai segi kehidupan lainnya. Terimakasih atas kontribusi, kerja keras kita bersama sehingga Jogja aman dan tetap istimewa," ungkap Kapolda.
Baca Juga: Danone Specialized Nutrition (SN) Soroti Beberapa Masalah Kesehatan
Sementara Gubernur DIY yang juga Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X yang menyampaikan sambutan di depan ribuan warganya mengatakan bahwa momen perjumpaan dalam agenda Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju “Hamemayu Hayuning Bawana menjadi ungkapan rasa syukur bersama. Dalam momen ini, dituangkan salah satunya dalam simbol berbagai hasil bumi yang dibawa lima kabupaten kota DIY.
"Ini merupakan anugerah alam, yang senantiasa memberikan hidup-kehidupan-penghidupan. Rasa syukur itu juga kian bermakna, karena hajat nasional pesta demokrasi, mulai dari Pilpres dan Pemilihan Legislatif Serentak, dilanjutkan dengan Pilkada Serentak dapat berjalan kondusif di DIY. Saya meyakini, bahwa kematangan masyarakat dalam berpolitik, salah satunya adalah buah dari teladan kepemimpinan di segala level, seiring komitmen yang terjalin dari momentum Jogja Nyawiji Ing Pesta Demokrasi pada 28 Oktober 2023, dan Jogja Nyawiji Awasi Pemilihan 2024 pada 11 Oktober 2024," ungkap Sultan.
Di sisi lain, Sultan juga mengapresiasi aparat yang menunaikan tugas dengan penuh adab, menjadi tiang penyangga harmoni dan ketertiban. Tidak aksi represif, aparat berkolaborasi dengan masyarakat, untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Baca Juga: New Honda Scoopy Berani Tampil ‘Kalcer’ Dengan Pilihan Aksesoris Dan Apparel Resmi Yang Unik
"Tiada anarkisme yang membakar, tiada pula butir kerikil yang melayang, di tengah hiruk-pikuk perbedaan pandangan," sambung Sultan.
Selanjutnya, dikatakan Sultan, dalam perannya sebagai kota pendidikan dan pariwisata, Yogyakarta dengan hangat membuka diri bagi warga pendatang dari berbagai penjuru Indonesia maupun mancanegara. Dengan semangat inklusivitas, Yogyakarta berupaya merajut keragaman, yang terwujud melalui akulturasi, memperkaya nilai-nilai istimewa sebagai menjadi identitasnya.
"Harapannya, predikat Jogja Istimewa akan semakin bermakna, selaras dengan harmoni budaya yang terus berakselerasi. Satu pesan saya, terkhusus bagi perantau, bahwa untuk memberi sumbangsih dan menjadi wong Jogja, tidaklah harus lahir di Jogja dan atau memiliki darah keturunan Jawa. Sudah semestinya, keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa Menjadi Jogja, adalah Menjadi Indonesia," tegas Sultan.
Baca Juga: SCH Hadirkan Beragam Event di Awal Tahun, Berikut Jadwalnya
Dalam momen tersebut, Sultan mengingatkan bahwa saat ini sudah tidak tepat lagi untuk selebrasi juga melanjutkan ketegangan di ruang maya. Kini seluruh elemen haruslah bekerja nyata dan kolaborasi berbudaya, dalam pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
"Resonan dengan tema hari ini, dalam filosofi Hamemayu Hayuning Bawana!terkandung kewajiban Tri Satya Brata. Pertama, rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa, bahwa kesejahteraan dunia, tergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa, serta bagaimana manusia menjalin harmoni dengan alam. Kedua, darmaning manungsa mahanani rahayuning negara bahwasanya tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara. Ketiga, rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane bahwa keselamatan manusia adalah oleh kemanusiaannya sendiri," tambahnya lagi.
Apabila dikaitkan dengan cita-cita Pandu Nusantara hari ini, maka nilai moral Hamemayu Hayuning Bawana dikatakan Sultan memang harus senantiasa ditransformasi, agar tetap menjadi sebuah budaya hidup atau living tradition. Bahwa budaya bukan sekedar kata benda, tetapi menjadi kata kerja aktif-produktif di era modern, melalui pendekatan teknokratis, sistematis, dan berkelanjutan.
Sentimen: positif (100%)