Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bantul
Petani Rugi dengan Harga Beras Rp 5.500 per Kg, Menteri Pertanian Tekankan Bulog Harus Serap dengan Harga Wajar
Krjogja.com
Jenis Media: News

Krjogja.com - BANTUL – Harga jual beras yang berada di angka Rp 5.500 per kilogram membuat petani mengalami kerugian besar. Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP, bersama Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hardianti Soeharto, mengunjungi Kabupaten Bantul pada Rabu (15/1) untuk meninjau langsung kondisi pertanian dan mendengarkan keluhan petani di wilayah Triharjo dan Poncosari.
Didampingi Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Menteri Pertanian menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, yang juga disepakati di Komisi IV DPR RI. Salah satu fokus utama kunjungan adalah memastikan bantuan pertanian dari pemerintah tersalurkan dengan baik dan memantau pelaksanaan program pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian mengungkapkan bahwa tidak ada lagi keluhan terkait ketersediaan pupuk. Selain itu, Presiden memberikan perhatian luar biasa pada pembangunan irigasi di seluruh Indonesia dengan cakupan 2 juta hektare yang didukung anggaran sebesar Rp 12 triliun.
Baca Juga: Mendes Yandri Optimis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Suplai Program Makan Bergizi Gratis
"Semua irigasi, bantuan alat, pupuk, dan benih telah selesai. Namun, permasalahan besar yang masih kita hadapi adalah serapan gabah petani yang menjadi kunci swasembada pangan," ujar Menteri Amran Sulaiman.
Petani Rugi Rp 1.000 per Kilogram Beras
Menteri Amran mengungkapkan bahwa harga gabah di tingkat petani saat ini berada di kisaran Rp 5.500 hingga Rp 5.800 per kilogram. Angka ini jauh di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram. Dengan kondisi ini, petani diperkirakan kehilangan pendapatan hingga Rp 75 triliun.
"Jika harga tetap di angka tersebut, maka target panen sebesar 5 juta ton tidak akan memberikan keuntungan kepada petani. Hal ini juga akan membuat anggaran APBN sebesar Rp 144 triliun yang dialokasikan untuk sektor pertanian menjadi sia-sia," tegasnya.
Baca Juga: Lantik Pejabat Manajerial, Kemendukbagga Dorong Inovasi dan Integrasi Program Strategis
Menteri Pertanian menekankan pentingnya peran Bulog dalam menyerap gabah petani dengan harga minimal Rp 6.500 per kilogram, sesuai dengan arahan Presiden.
"Ini adalah perintah Presiden. Wajib hukumnya, bukan sunah. Selama masih ada gabah dari petani, Bulog harus menyerapnya dengan harga wajar. Pesan ini sudah disampaikan berulang kali oleh Presiden," jelasnya.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hardianti Soeharto, yang turut mendampingi Menteri Pertanian, menjelaskan bahwa hasil panen di Bantul tahun ini cukup tinggi, mencapai 5 hingga 7,7 ton per hektare, dibandingkan sebelumnya yang hanya sekitar 3 ton per hektare.
"Sayangnya, saat panen raya, harga beras justru turun. Seharusnya, harga gabah sesuai HET, yakni Rp 6.500 per kilogram, namun kenyataannya petani hanya bisa menjual dengan harga Rp 5.500 per kilogram. Karena itu, kami meminta Bulog agar segera membeli gabah petani dengan harga yang wajar," ungkap Siti Hardianti.
Kunjungan ini menjadi momen penting untuk memastikan kesejahteraan petani tetap menjadi prioritas. Langkah konkret dari pemerintah dan Bulog sangat diharapkan demi mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan dan menjaga stabilitas harga beras. (*)
Sentimen: positif (99.9%)