Esposin, SUKOHARJO-Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dan arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN) ihwal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. 

Kepala DKK Sukoharjo Tri Tuti Rahayu mengatakan saat ini fokus utama program MBG untuk para siswa sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP. Program MBG di Sukoharjo diluncurkan mulai 6 Januari dengan target sasaran di sejumlah sekolah di Kelurahan Kriwen, Dukuh, dan Bulakan di Kecamatan Sukoharjo.

“Belum ada informasi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait ujicoba program MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dana anak balita. Kami juga masih menunggu arahan dari BGN untuk implementasi program ini,” Rabu (15/1/2025).

Tutik, sapaan akrabnya, mengatakan belum mengetahui secara jelas skema pemberian paket makanan gratis untuk para ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Skema pemberian paket makanan gratis itu apakah dilakukan setiap hari seperti anak sekolah atau tidak. 

Apabila program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita diuji coba maka kemungkinan besar lokasinya tak jauh dari dapur umum SPPG. “Sama seperti program MBG untuk anak-anak sekolah. Kemungkinan besar, pemberian makanan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tak jauh dari lokasi dapur umum SPPG. Misalnya di Kelurahan Kriwen yang berdekatan dengan dapur umum,” ujar dia.

Tutik menyebut telah mendata ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita yang berdomisili di dekat dapur umum SPPG. Jumlah ibu hamil sebanyak 24 orang, ibu menyusui sebanyak 29 orang, dan anak balita sebanyak 48 orang. 

DKK Sukoharjo bakal berkoordinasi dengan SPPG maupun BGN dalam persiapan pelaksanaan program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. “Kami hanya berwenang menghimpun data. Untuk hal-hal teknis pelaksanaan program MBG merupakan ranah SPPG dan BGN,” ujar dia.

Program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita telah digulirkan secara bertahap di sejumlah daerah. Pembagian paket makanan bergizi ini dilakukan di posyandu dengan pengawasan puskesmas. Distribusi makanan tidak hanya di posyandu melainkan pendekatan dari pintu ke pintu yang dilakukan kader penggerak gizi setempat. Pemerintah juga akan terus mengevaluasi program ini untuk memastikan distribusi paket makanan berjalan lancar dan manfaatnya dirasakan lebih luas.