Sentimen
Undefined (0%)
14 Jan 2025 : 16.07
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar

Partai Terkait

Kekhawatiran Pengelola Kantin Sekolah di Karanganyar saat Program MBG Berjalan

14 Jan 2025 : 16.07 Views 38

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kekhawatiran Pengelola Kantin Sekolah di Karanganyar saat Program MBG Berjalan

Esposin, KARANGANYAR-Kantin SD Negeri Plesungan 1 Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar tampak sepi, Selasa (14/1/2025).

Bel jam istirahat pertama, pukul 09.00 WIB berbunyi. Biasanya, para siswa menyerbu kantin saat bel jam istirahat berbunyi, tapi pagi itu hanya sedikit anak yang datang.

Penjual di kantin SD Negeri 1 Plesungan, Anik Tri Rahayu, menyambut dengan penuh harapan. Dua hari program makan bergizi gratis (MBG) berjalan di sekolah itu, omzet penjualannya langsung turun. Anak-anak tak lagi royal menjajakan uang sakunya untuk membeli jajanan sekolah. 

"Paling hanya beli minuman atau snack kecil saja. Misal dulu anak beli jajan Rp5.000, paling sekarang Rp2.000 sampai Rp3.000. Kan sudah dapat makan gratis," kata dia ketika dijumpai Espos, Selasa (14/1/2025).

Dia menyadari akan terjadi penurunan omzet jualan saat program makan bergizi gratis berjalan. Dia yang biasa menjual nasi bungkus saja mulai mengurangi porsi jualannya. Biasa sehari jual 15 nasi bungkus, kini hanya 10 nasi bungkus. Itu pun hanya laku terjual tiga sampai lima nasi bungkus. 

"Sudah dapat makan gratis, ya pasti enggak beli nasi lagi. Jadi sekarang paling banyakkin jual snack-snack sama minuman saja. Tetap disyukuri saja," katanya yang sudah tujuh tahun berjualan di kantin sekolah tersebut.

Dia berharap ada solusi dari pemerintah akan nasib para penjual kantin sekolah terkait program makan bergizi gratis. Tak hanya dirinya, pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan jajanan di luar pagar sekolah juga mengeluhkan kondisi sama. Ada penurunan pembeli sejak program tersebut berjalan.

"Ya mungkin anak-anak enggak banyak jajan lagi, soalnya sudah kenyang makan nasi gratis," kata dia.

Seperti disampaikan salah satu siswa kelas II, Arif Setiawan mengatakan dengan makan gratis ini uang sakunya hanya terpakai untuk membeli minuman di kantin. Dari uang saku Rp5.000, hanya berkurang Rp2.000 untuk beli minuman. Sisa uang sakunya sebesar Rp3.000 ditabung untuk membeli mainan.

Anggota Komisi D DPRD Karanganyar dari Partai Golkar Dapil IV Gondangrejo dan Colomadu, Suwarni, mengatakan program makan bergizi gratis di Karanganyar baru dimulai di dua wilayah Dapilnya, yaitu Colomadu dan Gondangrejo. Dia mengatakan pelaksanaan program makan bergizi gratis ini tentunya berdampak terhadap nasib penjual kantin sekolah dan pedagang kaki lima.

Suwarni pun berharap kepada Pemerintah agar ke depannya memikirkan nasib kantin sekolah saat MBG berjalan di karanganyar. Jangan sampai keberadaan kantin sekolah dan PKL terdampak besar dengan program tersebut.

"Program makan bergizi gratis ini sangat bagus. Tapi perlu diingat, jangan sampai program ini mematikan kantin sekolah dan pedagang kecil lain. Mereka ini kan ya punya keluarga yang harus dicukupi kebutuhannya," kata dia.

Hingga saat ini, Suwarni menyampaikan belum mengetahui secara pasti penganggaran dan pelaksanaan program MBG di Karanganyar. Menurutnya, Komisi D yang menjadi partner kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) perlu untuk memanggil dan meminta penjelasan terkait program MBG di Karanganyar. Penjelasan diperlukan bagaimana pelaksanan program MBG, termasuk dari sisi penganggarannya.

"Setahu saya tidak ada anggaran dari APBD Karanganyar ke sana. Jadi kita perlu tahu, bagaimana teknis program ini berjalan. Berapa sekolah dan murid yang menerima dan kapan itu dilaksanakan ke semua sekolah, itu kan belum jelas," katanya.

Sentimen: neutral (0%)