Sentimen
Undefined (0%)
13 Jan 2025 : 17.31
Informasi Tambahan

Hewan: Babi, Domba, Kambing, Sapi

Kab/Kota: Solo, Wonogiri

Peternak Wonogiri Dihantui PMK, Pakar UNS Solo Bagikan Tips Rawat Ternak Mandiri

13 Jan 2025 : 17.31 Views 29

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Peternak Wonogiri Dihantui PMK, Pakar UNS Solo Bagikan Tips Rawat Ternak Mandiri

Esposin, WONOGIRI -- Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK yang menyerang sapi serta hewan berkuku belah lainnya masih menghantui para peternak termasuk di Wonogiri. Namun demikian, perawatan hewan yang terkena PMK sebenarnya bisa dilakukan secara mandiri untuk menekan angka kematian dan kerugian.

Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Fakultas Peternakan (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sulistyo, mengatakan untuk melakukan perawatan ternak secara mandiri, para peternak terlebih dahulu harus mengetahui gejala PMK.

PMK adalah penyakit yang disebabkan virus Aphthovirus pada hewan berkuku belah dua seperti sapi, domba, kambing, unta, rusa dan babi. Pada kasusnya di Wonogiri, PMK lebih banyak menyasar sapi. 

Sulistyo menjelaskan bahwa hewan ternak yang terinfeksi PMK umumnya menunjukkan gejala awal seperti demam tinggi, hipersalivasi (air liur berlebih), dan munculnya sariawan di lidah dan gusi. Hewan juga mengalami penurunan nafsu makan yang drastis.

"Gejala lebih lanjut, jika semakin parah akan turun sampai kaki. Kaki hewan akan ada pembengkakan atau luka. Hal ini bisa membuat kaki hewan pincang. Lebih parah lagi kuku bisa sampai lepas," jelas Sulistyo ketika dihubungi Espos, Senin (13/1/2025).

Sulistyo menekankan pentingnya antisipasi dan penanganan sejak dini agar infeksi PMK tidak menyebar dan berakibat fatal. Dia juga memberikan tips perawatan mandiri yang dapat dilakukan oleh para peternak, berikut langkah-langkahnya:

  1. Isolasi: Pisahkan hewan yang terinfeksi ke kandang khusus untuk mencegah penularan.
  2. Perawatan Mulut: Semprot mulut hewan yang terkena PMK dengan siprus atau cuka secara berkala untuk memperbaiki nafsu makan.
  3. Pemberian Vitamin: Berikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan.
  4. Perawatan Kaki: Semprot kaki hewan dengan disinfektan secara berkala.
  5. Kebersihan Kandang: Jaga kebersihan kandang untuk mencegah persebaran virus.
  6. Alas Kandang yang Empuk: Jika kaki hewan sudah terdampak, tempatkan hewan di tempat dengan alas yang empuk seperti serbuk kayu. Juga bisa ditempatkan di kandang yang alasnya masih tanah.

Koordinasi dengan Petugas Kesehatan Hewan

Selain melakukan perawatan mandiri, Sulistyo menyarankan para peternak tetap berkoordinasi dengan petugas di tingkat kecamatan, seperti dokter hewan atau penyuluh. Sulistyo menjelaskan tujuan utama perawatan adalah memastikan hewan ternak yang terinfeksi PMK tetap mau makan agar kebutuhan nutrisinya terjaga.

"Sebab pada dasarnya, kematian hewan yang terinfeksi PMK lebih sering disebabkan kurang makan atau malnutrisi," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus PMK semakin meningkat di Wonogiri. PMK merebak lagi sejak akhir 2024 dan semakin meluas pada awal 2025 di Wonogiri. Sebaran wabah PMK kali ini bahkan disebut-sebut lebih ganas dibandingkan pada 2022 lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun Espos, Rabu (8/1/2025), dari beberapa sumber yang juga dikonfirmasi Dinas Pertanian Wonogiri, pada 2022 tercatat ada 942 kasus PMK yang dilaporkan.

Angka itu menurun pada 2023 dengan 110 kasus. Kemudian pada 2024 sebanyak 310 kasus. Perlu diketahui ratusan ternak yang terjangkit PMK pada 2024 itu terjadi pada pekan-pekan terakhir tahun tersebut. 

Lalu pada 2025, pada pekan pertama yakni 1-7 Januari 2025 tercatat ada 642 kasus PMK dengan jumlah kematian 28 ekor ternak. Dalam satu hari pada Selasa (7/1/2025), tercatat ada tambahan 111 kasus PMK. Sapi yang terinfeksi PMK itu tersebar di 24 kecamatan. 

Satu-satunya kecamatan yang masih nihil kasus PMK di Wonogiri yakni Girimarto. Sedangkan kecamatan yang paling banyak ternak terjangkit PMK yakni Giriwoyo sebanyak 101 ekor. Disusul Kecamatan Baturetno sebanyak 96 ekor, dan Kecamatan Wuryantoro dan Pracimantoro yang masing-masing 64 ekor dan 58 ekor.

Sentimen: neutral (0%)