Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Batang, Dukuh, Sragen
Warga Mulai Lintasi Jembatan Darurat Penghubung Jateng-Jatim di Sragen
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN-Akses transportasi dan ekonomi antara Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) akhirnya terhubung sementara dengan adanya jembatan darurat yang terbuat dari bambu atau jembatan sesek di Sragen sejak Sabtu (11/1/2025) sore. Mulai Senin (13/1/2025) para pelajar mulai menggunakan jembatan sesek itu untuk berangkat sekolah baik dari Jateng ke Jatim atau sebaliknya.
Jembatan darurat itu dibuat lantaran Jembatan Mondokan di Dukuh Winong, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen, putus pada pertengahan Desember 2024 lalu. Para warga yang melintasi jembatan sesek itu memberikan dana sukarela meskipun rata-rata hanya Rp2.000 per orang.
Lalu lintas di jembatan darurat itu cukup padat. Dalam waktu 1 x 24 jam, diperkirakan yang melewati jembatan sesek itu bisa mencapai ratusan orang.
Ketua Panitia Pembangunan Jembatan Darurat Desa Tunggul, Gondang, Sragen, Suratno, keada Espos.id, Senin, menjelaskan pembangunan jembatan sesek sementara itu baru selesai Sabtu, sekitar pukul 16.00 WIB. Dia menyebut panjang jembatan itu sekitar 10 meter dan lebarnya 1,5 meter karena bronjong bakul sayuran bisa lewat.
Dia menyampaikan jembatan sesek itu sifatnya sementara karena panitia masih mengupayakan jembatan darurat yang lebih besar. Dia merencanakan jembatan darurat sepanjang 12 meter dan lebarnya 3 meter.
"Ya, masih ada rencana pembangunan jembatan darurat yang lebih besar. Hari ini sudah pesan baja. Jadi baja itu harus beli senilai Rp165 juta. Ini sudah dibayar Rp120 juta. Ada donatur yang istilahnya meminjamkan baja itu. Ada enam batang yang dibutuhkan sepanjang 12 meter," ujarnya.
Dia mengatakan jembatan darurat yang besar itu mulai dikerjakan pada pekan ini. Setelah jembatan darurat yang besar jadi, jelas dia, maka jembatan sesek itu dibongkar. Dia mengatakan meskipun baru jembatan sesek susah membantu aktivitas warga, baik untuk sekolah dan akses ekonomi para bakul sayuran. Mereka memberikan dan sukarela seikhlasnya, bahkan ada yang tidak memberi pun tidak masalah. Khusus untuk pelajar, kata dia, dilarang memberi dana sukarela.
"Dana sukarela itu kalau terkumpul dikembalikan untuk kepentingan jembatan darurat yang masih berproses. Jadi tidak untuk kepentingan pribadi. Dana dari masyarakat dikembalikan untuk kepentingan masyarakat. Dia mengatakan ada warga yang berjaga di jembatan sesek, tujuannya ketika ada yang tidak berani lewat dibantu menyeberangkan. Ada yang butuh didorong maka warga itu yang membantu mendorong.
Warga Dukuh Munggur, Desa Tunggul, Gondang, Sragen, Sumarno, menyampaikan baru dua hari dibuka warga yang lewat di jembatan sesek itu sudah ratusan orang. Dia menilai jembatan itu benar-benar vital karena menghubungkan dua provinsi. Dia menjelaskan lokasi jembatan darurat itu dibanhun di lokasi sekitar 50 meter dari Jembatan Mondokan yang putus. Kondisi Jembatan Mondokan itu semakin lewat ambrolnya dan aliran sungainya semakin dalam dan curam.
"Jembatan sesek ini terletak di wilayah Dukuh Munggu, Desa Tunggul, di sisi barat dan wilayah Desa Jambeyan, Sambirejo, di sisi timur. Pada pekan ini mulai dikerjakan pembangunan darurat yang besar. Dulu saat pengecoran fondasi, RT 022, 023, 024 iuran senilai Rp5 juta untuk pembangunan jembatan darurat itu," ujarnya.
Sentimen: neutral (0%)