Esposin, SUKOHARJO-Komunitas pencinta alam Payung Agung bersama sejumlah organisasi menginisiasi penanaman 1.000 bibit pohon di kaki Pegunung Gajah Mungkur di Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Sukoharjo. Penanaman bibit pohon ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang dan bagian dari upaya pelestarian lingkungan.

Kegiatan penanaman bibit pohon dilaksanakan dalam rangka peringatan HUT ke-1 Pecinta Alam Payung Agung. Acara seremoni penanaman bibit pohon diahadiri pengurus pencinta alam Payung Agung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Pemerintah Kecamatan Bulu, dan masyarakat. 

Lokasi penanaman bibit pohon di kaki Pegunungan Gajah Mungkur yang menjadi salah satu destinasi wisata alam di wilayah Sukoharjo bagian selatan. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pelestarian lingkungan dengan menanam 1.000 bibit pohon. Hal ini diharapkan menjadi solusi menghadapi perubahan iklim,” kata Ketua Pecinta Alam Payung Agung, Agus, Senin (13/1/2025).

Selain menjaga kelestarian lingkungan, banyak manfaat dari kegiatan penanaman bibit pohon seperti pengurangan emisi, mengurangi resiko bencana tanah longor, hingga menambah pesona alam Pegunung Gajah Mungkur sebagai destinasi wisata alam. 

Dia mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Pegunungan Gajah Mungkur. “Harapan kami, masyarakat juga berperan dalam berbagai upaya menjaga kelestarian lingkungan. Mari bersama-sama bahu membahu mencegah kerusakan ekosistem yang berpotensi memicu terjadinya bencana alam,” urai dia.

Sementara itu, Camat Bulu Widyanto Setya Wibowo mengapresiasi upaya komunitas pecinta alam Payung Agung dalam menjaga kelestarian alam di Pegunungan Gajah Mungkur. Dengan penanaman bibit pohon diharapkan mampu mencegah tanah longsor di wilayah Bulu. 

Kontinuitas dalam menjaga kelestarian alam harus dilakukan dengan melibatkan para stakeholder, termasuk elemen masyarakat. “Penanaman bibit pohon merupakan kegiatan positif yang memberikan dampak nyata bagi ekosistem alam maupun kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar Pegunungan Gajah Mungkur,” kata dia.