Sentimen
Undefined (0%)
13 Jan 2025 : 10.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Tokoh Terkait
Christina Aryani

Christina Aryani

Waspada! Kenali Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu Menurut Kemnaker

13 Jan 2025 : 10.32 Views 21

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Waspada! Kenali Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu Menurut Kemnaker

Esposin, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam mencari informasi terkait lowongan pekerjaan, terutama yang tersebar melalui platform digital.

Menurut Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga, masifnya penggunaan platform digital untuk mencari dan menawarkan pekerjaan telah membuka celah bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.

"Kami meminta masyarakat untuk melakukan pengecekan ulang terhadap informasi lowongan pekerjaan, baik dengan memverifikasi melalui website resmi perusahaan, media sosial resmi, maupun menghubungi langsung perusahaan terkait," ujarnya lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (13/1/2025) seperti dilansir Antara.

Ia menyebut, hal ini juga sudah menjadi perhatian khusus Menteri Ketenagakerjaan Yassierli agar pihaknya aktif memberikan layanan pengaduan publik atas lowongan kerja palsu serta aktif menyosialisasikan kepada masyarakat atas kerawanan dan bahaya lowongan kerja palsu.

"Dan bila perlu jika ada pihak yang dirugikan jangan ragu-ragu untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian karena perbuatan tersebut merupakan pidana penipuan," ujarnya lagi.

Ia juga menegaskan pentingnya memastikan kredibilitas perusahaan yang menawarkan pekerjaan. Salah satu indikatornya adalah proses rekrutmen tidak memungut biaya apapun dari pelamar. "Jika ada pungutan biaya dalam proses rekrutmen, hampir pasti itu adalah modus penipuan," tambahnya.

Selain itu, kredibilitas juga mencakup jenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut tidak bertentangan dengan hukum. 

"Ini agar kita tidak terjebak dengan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum seperti praktik judi berbasis daring," ujarnya.

Untuk membantu masyarakat lebih waspada, Kemnaker juga mengidentifikasi beberapa ciri-ciri umum lowongan kerja palsu, di antaranya:

1. Tawaran gaji yang tidak masuk akal tinggi untuk posisi yang tidak spesifik.

2. Penggunaan alamat email tidak resmi, seperti yang menggunakan domain umum (contoh: @gmail.com).

3. Tidak ada informasi jelas terkait alamat perusahaan, tanggung jawab pekerjaan, atau syarat-syarat yang logis.

4. Permintaan transfer uang untuk biaya administrasi, pelatihan, atau seragam kerja.

5. Proses perekrutan dilakukan secara tidak transparan, seperti wawancara instan via chat tanpa konfirmasi formal.

Kemnaker juga meminta platform penyedia lowongan pekerjaan untuk lebih teliti dalam memverifikasi informasi yang dipublikasikan.

Untuk masyarakat yang merasa dirugikan atau menemukan indikasi penipuan terkait lowongan kerja, Kemnaker menyediakan saluran pengaduan resmi. Aduan dapat disampaikan melalui website Kemnaker atau layanan hotline di 1500 630.

Modus Lewat Medsos

Sebelumnya, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani meminta masyarakat mewaspadai modus penipuan iklan lowongan kerja (loker) yang belakangan banyak memanfaatkan media sosial.

"Banyak sekali anak-anak muda nih terutama yang tergiur lihat iklan bekerja di Thailand, bekerja di mana-mana, gajinya besar dan lain-lain," ujar Christina di Yogyakarta, Senin (9/1/2025) seperti dilansir Antara.

Menurut dia, laporan kasus penipuan tersebut antara lain pernah didapatkan berdasarkan iklan lowongan kerja yang disebarkan lewat WhatsApp dan Telegram.

Para korban ditawari menjadi operator hingga admin di Thailand dengan gaji yang menggiurkan.

"Informasi itu masif ya, lewat gadget kita, lewat handphone, kadang-kadang terjadi iklan-iklan bekerja sebagai operator, bekerja sebagai admin di Thailand. Gajinya berapa ribu dolar, 1.000 (dolar) kek, 2.000 kek, dan lain-lain. Tentu, kita tertarik dong. Bekerja sebagai admin bisa dapat 1.000 dolar, bisa dapat 2.000 dolar," kata dia.

Saat tiba di Thailand, kata dia, para pelamar tersebut ternyata dipekerjakan menjadi operator judi online atau online scammer yang merupakan tren baru dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

"Jadi kerjanya nipu orang misalnya yang perempuan pura-pura jadi laki-laki, lalu menghubungi (korban) lewat WhatsApp. Nanti ada database dikasih untuk melakukan penipuan investasi, dan lain-lain," ujar dia.

Menurut Christina, para pelamar kerja yang tertipu tersebut lantaran tidak cermat mencerna iklan lowongan kerja di medsos, terlebih prosesnya cepat dan mudah. "Interview lewat Zoom, lalu dibikinin paspor dan lain-lain, berangkat," ucap dia.

Agar kasus serupa tak terulang, Christina meminta masyarakat memverifikasi iklan lowongan kerja yang dijumpai di medsos dengan menanyakan langsung ke Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di wilayah masing-masing.

Dia memastikan petugas di BP3MI mampu melacak dari mana iklan lowongan kerja itu berasal.

"Kita agar selalu cek lah, verifikasi. Sekarang kan era digital enggak susah untuk verifikasi informasi kan," ujar dia.

 

Sentimen: neutral (0%)