Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Bank Mandiri
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait
Gandeng Swasta, Kawasan Kumuh Kota Solo Turun Signifikan hingga Tersisa 1,23%
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Luasan kawasan kumuh Kota Solo turun signifikan berkat upaya kolaborasi para pemangku kepentingan dalam menjalankan pembangunan, termasuk sektor swasta. Sisa kawasan kumuh kini tinggal seluas 57,4 hektare atau 1,23% dari total luas wilayah Solo yang mencapai 4.600-an hektare.
Wali Kota Solo Teguh Prakosa menjelaskan kawasan kumuh di Kota Solo tersebar di berbagai wilayah kelurahan. Wilayah kumuh yang banyak mendapatkan sasaran pembangunan sejauh ini yakni wilayah bantaran sungai.
Misalnya pembangunan rumah untuk warga kawasan kumuh yang didanai Shopee, Bank Mandiri, dan Sarana Multigriya Finansial (SMF) di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, beberapa tahun terakhir. SMF adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan.
Terbaru, kata Teguh, pembangunan 23 rumah baru yang telah diserahkan kepada warga di segmen Losari-Demangan RW 010, RW 011, RW 012, dan RW 013, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Selasa (7/1/2025).
Dari 23 rumah baru itu, 20 unit didanai dengan dana corporate social responsibility (CSR) Bank Mandiri dengan nilai Rp1,9 miliar dan tiga unit lainnya dibangun dengan CSR Bank Jateng senilai Rp255 juta. Masih ada PR sebanyak 113 rumah di segmen Losari-Demangan.
“SMF berencana mendanai lagi. Mereka ke Solo lalu mengecek ke lokasi Jumat [10/1/2025] siang. Kalau mau nutup [mendanai penanganan kawasan kumuh dengan membangun 113 rumah], alhamdulilah,” jelas Teguh ditemui Espos di Kecamatan Laweyan, Solo, Jumat (10/1/2025) siang.
Selain SMF, kata Teguh, Pemkot Solo turut mengajak Bank Mandiri dan Konimex untuk menyalurkan dana CSR dengan membangun rumah untuk penanganan kawasan kumuh di Kota Solo. Bank Mandiri pernah membantu membangun 20 rumah dan ingin membantu Kota Solo lagi jika mendapatkan laba lebih pada 2024.
“Ini kami akan menyelesaikan wilayah bantaran sungai, termasuk di Panularan, Serengan, sepanjang Sungai Pramulung atau Jenes perlu ditata,” papar Teguh.
Teguh mengatakan perlu dibangun parapet dengan lebar 10 meter untuk menata wilayah sungai sehingga kawasan sekitar aman dari banjir. Perlu kajian apakah ada relokasi dengan penataan kawasan tersebut.
“Titik kawasan kumuh tersebar di kota, misalkan Kadipiro dan Nusukan. Yang sulit itu di bantaran jalur kereta api. Kondisinya tidak terbuka seperti Sungai Bengawan Solo. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo menyerahkan asetnya untuk ditata,” ungkap dia.
Selain itu, kata Teguh, ada beberapa warga yang memiliki rumah tidak besertifikat di sekitar jalur kereta api di Kecamatan Pasar Kliwon. Pemkot Solo menghadapi tantangan untuk melakukan penataan di area tersebut.
Terpisah, Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperumkimtan) Solo, Budiyono, mengatakan luasan kawasan kumuh di Solo kini menyisakan 57,4 hektare atau 1,23% dari total luas wilayah Kota Solo. Berikut data luasan kawasan kumuh di Kota Solo dari tahun ke tahun yang diperoleh Espos dari Kotaku Solo dan hasil wawancara:
- 2017: 359,55 hektare
- 2020: 135,971 hektare
- 2021: 118 hektare
- 2022: 87 hektare
- 2023: 61 hektare
- 2024: 57,4 hektare
Sentimen: neutral (0%)