Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Klaten
Cara Unik Petani Tempursari Klaten Basmi Tikus: Sawah Disemprot Urine Kelinci
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, KLATEN -- Petani di Desa Tempursari, Kecamatan Ngawen, Klaten, bersama petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) setempat menjajal pengendalian hama tikus menggunakan urine kelinci. Penyemprotan urine kelinci ke lahan pertanian itu diuji coba di 5 hektare sawah di Tempursari.
PPL Desa Tempursari dan Manjungan, Nurul, menjelaskan penyemprotan urine kelinci di sawah wilayah Tempursari dilakukan sejak Jumat (10/1/2025). “Nanti akan kami evaluasi lagi hasilnya,” kata Nurul saat ditemui di sela gropyokan tikus di area pertanian Desa Manjungan, Minggu (12/1/2025).
Nurul menjelaskan dari karakteristiknya, tikus mengandalkan indera penciumannya yang tajam untuk mencari makan hingga berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Sementara urine kelinci memiliki bau yang menyengat.
Pengaplikasian urine kelinci ke lahan pertanian diharapkan bisa membikin tikus enggan menyerang lahan tersebut. “Bau urine kelinci itu lebih tajam. Selain untuk pencegahan tikus, tujuan dari pengaplikasian urine kelinci ke area pertanian untuk menyuburkan tanah,” kata Nurul.
Disinggung pengendalian tikus di wilayah Desa Manjungan serta Tempursari, Klaten, yang belakangan diserang hama tikus, Nurul menjelaskan ada tiga cara yang dilakukan yakni gropyokan, pengomposan, dan pengumpanan. “Tidak bisa hanya dengan satu cara. Harus terintegrasi dan dilakukan secara bersama-sama,” kata Nurul.
Sementara itu, petani di wilayah Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, menggelar gropyokan tikus di area persawahan wilayah desa tersebut. Gerakan itu dilakukan menyusul merebaknya serangan tikus di sawah petani selama dua musim tanam ini. Hewan pengerat itu merusak padi yang ditanam hingga membuat petani gagal panen.
Ketua Kelompok Tani Margomulyo Desa Manjungan, Ismet Rohadi, menjelaskan sebelum gerakan gropyokan serentak, para petani sudah lebih dulu mengupayakan pengendalian tikus dengan pengomposan di lahan mereka. Rencananya, gerakan gropyokan serentak dilakukan rutin para petani hingga hama tikus bisa dikendalikan.
Ismet menjelaskan total luas sawah di wilayah kelompok taninya sekitar 54 ha. Dari luasan itu, sekitar 10 ha diserang tikus. Akibatnya, petani gagal panen hingga merugi jutaan rupiah.
Sentimen: neutral (0%)