Sentimen
Undefined (0%)
11 Jan 2025 : 08.56
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Sragen

Tokoh Terkait

Wabah PMK di Sragen Bikin Peternak Rugi, Pasar Hewan Sepi, Harga Sapi Anjlok

11 Jan 2025 : 08.56 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Wabah PMK di Sragen Bikin Peternak Rugi, Pasar Hewan Sepi, Harga Sapi Anjlok

Esposin, SRAGEN—Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sragen membuat para peternak sapi sambat lantaran pasar hewan menjadi sepi dan harga sapi pun anjlok sampai 50%.

Para peternak menjadi trauma untuk menjual sapi mereka karena harganya turun drastis sehingga para peternak merugi.

Sementara itu, kondisi pasar sepi terlihat di Pasar Hewan Nglangon Sragen. Populasi sapi saat pasaran Pahing bisa sampai 200-an ekor tetapi sejak empat Pahingan terakhir turun drastis tinggal 50 ekor atau turun 75%.

Perihal turunnya populasi sapi yang dijual di Pasar Hewan Nglangon itu diungkapkan petugas Pasar Hewan Nglangon, Sragen, Eko Nupiyanto, saat kepada dengan Espos, Sabtu (11/1/2025). Eko menerangkan dengan turunnya populasi sapi di pasar hewan maka retribusi yang masuk juga turun.

“Sepinya pasar hewan itu sejak empat Pahingan terakhir atau sekitar sebulan terakhir. Kalau kondisi normal ada 200-an ekor sapi yang masuk ke pasar hewan. Namun, sejak wabah PMK itu yang masuk ke pasar hewan tingal 50 ekor. Di pasar hewan diberlakukan skrining bagi hewan yang sakit sehingga hanya hewan sehat yang boleh masuk,” ujarnya.

Bakul sapi asal Masaran, Rais Haris, 29, menyampaikan pasar sepi karena para peternak enggan menjual ternaknya. Harga ternak sekarang, ujar dia, turun drastis karena adanya wabah PMK itu.

Dia mengatakan sapi sehat harganya turun Rp2 juta-Rp4 juta. Sedangkan sapi dengan gejala sakit, kata dia, penurunan harganya bisa sampai 50%.

“Sapi yang normalnya bisa laku Rp15 juta sekarang hanya laku Rp7 juta. Pada pasangan Jumat Pahing lalu, harga sapi yang paling mahal Rp22 juta padahal harga normalnya Rp27 juta, itu jelas sapi sehat. Kalau ada gejala PMK jelas harganya langsung anjlok,” kata Rais.

Pedagang sapi asal Masaran lainnya, Sugiyanto, 48, menyampaikan kondisi pasar sepi memang sejak sebulan terakhir karena banyak sapi yang sakit dan peternak merugi sampai 50%.

Dia biasanya bisa menjual sapi dengan harga Rp17 juta tetapi karena sakit maka hanya laku Rp8 juta-Rp9 juta per ekor. Dia menyatakan peternak hanya akan menjual sapi sehat.

“Saya biasanya memiliki 25 ekor sapi sekarang tinggal dua ekor. Semua ada yang dijual dan ada yang mati terkena PMK. Saya kemarin jual paling mahal Rp27 juta untuk sapi sehat, padahal saat normal bisa laku Rp35 juta. Sapi saya ada yang mati satu ekor betina, ya dikubur. Ada peternak lain sebelum mati disembelih dulu kemudian dijual selakunya,” ujarnya.

Sugiyanto tidak mengetahui sampai kapan situasi seperti ini bisa berakhir. Dia menilai para peternak trauma menjual sapi karena harganya anjlok.

Dampaknya, ungkap dia, para bakul susah mendapatkan sapi karena peternak tidak berani menjual ke pasar hewan. Dia meminta ada dukungan dari pemerintah agar kasus PMK segera teratasi selamanya.

Sentimen: neutral (0%)