Sentimen
Undefined (0%)
10 Jan 2025 : 19.48
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Tokoh Terkait

Kemenag Kota Semarang Fokuskan Program MBG untuk Siswa Keluarga Kurang Mampu

10 Jan 2025 : 19.48 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Kemenag Kota Semarang Fokuskan Program MBG untuk Siswa Keluarga Kurang Mampu

Esposin, SEMARANG - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang memastikan bahwa sekolah madrasah, mulai dari Raudhatul Athfal (RA) hingga Madrasah Aliyah (MA) serta pondok pesantren, akan menerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, untuk tahap uji coba (pilot project), saat ini baru ada satu sekolah yang telah menerima program ini.

Program MBG di MTs Az Zahra Semarang

Kepala Kemenag Kota Semarang, Muhtasit, mengungkapkan bahwa MTs Az Zahra yang terletak di Kecamatan Ngaliyan, Semarang, menjadi satu-satunya madrasah yang menerima program MBG. Pelaksanaan program ini di MTs Az Zahra dimulai pada 6 Januari 2025 dengan 45 siswa yang menerima manfaat.

"Ya, saat ini baru ada satu madrasah yang menerima program MBG, dengan 45 siswa di MTs Az Zahra yang sudah menerima program ini," ujar Muhtasit saat ditemui di kantornya pada Jumat (10/1/2025).

Siswa Madrasah di Semarang dan Tantangan Program MBG

Muhtasit menjelaskan bahwa total jumlah siswa madrasah di Kota Semarang sekitar 45.936 orang. Namun, baru 45 siswa yang mendapatkan manfaat dari program MBG yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Program MBG untuk pondok pesantren belum ada pembahasan. Kami saat ini fokus agar MBG terlaksana di madrasah terlebih dahulu," tambahnya.

Usulan Program MBG untuk Siswa Miskin

Pembahasan lebih lanjut mengenai penerapan MBG di madrasah dan anggarannya akan dilanjutkan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada pekan depan. Muhtasit juga mengungkapkan bahwa tim telah dibentuk untuk memetakan madrasah yang perlu diprioritaskan untuk menerima program MBG.

"Pemberian MBG ini sebaiknya diprioritaskan untuk siswa yang berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah. Kami sudah memiliki data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang menunjukkan banyaknya siswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah," ujarnya.

Muhtasit menambahkan bahwa uji coba MBG biasanya dilakukan di sekolah-sekolah favorit atau di pusat kota yang memiliki ekonomi lebih mampu. Menurutnya, lebih baik memprioritaskan pemberian MBG kepada siswa dengan latar belakang ekonomi ekstrem miskin agar manfaatnya lebih terasa.

 

Sentimen: neutral (0%)