Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam
Kab/Kota: Pasar Baru, Solo
Pasar Mebel di Eks Bong Mojo Solo Sepi, Omzet Pedagang Merosot Tajam
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Kondisi Pasar Mebel yang menempati lahan eks makam Bong Mojo, Jebres, Solo, tampak sepi dan lengang pada Kamis (9/1/2025). Sejumlah pedagang mebel mengeluhkan omzet penjualan mebel mereka merosot signifikan selama satu tahun terakhir seusai menempati pasar baru tersebut.
Pantauan Espos, pasar megah yang dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi tersebut tidak seperti pasar umumnya yang ramai dengan aktivitas jual beli. Hanya ada beberapa pedagang, tukang mebel, dan barang-barang mebel yang tidak ditunggui pemiliknya.
Salah satu pedagang mebel, Manto, 67, menuturkan kondisi pasar mebel itu sepi selama satu tahun sejak dia pindah dari Pasar Mebel Bibis, Gilingan. Dia menyebut ada sejumlah faktor yang membuat pasar tersebut sepi, mulai dari lokasi yang kurang strategis, kurangnya promosi, pola belanja mebel masyarakat berubah, hingga persaingan bisnis mebel yang semakin ketat.
Kondisi seperti itu, lanjut dia, membuat pedagang di pasar mebel yang menempati lahan eks Bong Mojo, Jebres, Solo, itu omzet penjualannya turun hingga 90 persen. Bahkan, untuk menjual sebuah produk mebel dia membutuhkan waktu berbulan-bulan.
“Drop sekali penjualannya, turun kalau 90 persen ada dibandingkan dulu waktu di Gilingan. Ibaratnya dulu itu di sana [Gilingan] kami bisa beli rumah, lha pas di sini malah jual rumah,” kata dia saat diwawancarai Espos.
Saat ini pemilik kios Utami Mebel itu sangat mengandalkan pesanan mebel dari para pelanggan setianya. Sehingga jika tidak ada pesanan dia memutuskan untuk tidak memproduksi mebel.
“Sekarang fokus produksi meja-meja pesanan saja. Sudah tidak berani buat produk mebel yang ready stock soalnya terjualnya lama. Terakhir itu saya bikin almari berbulan-bulan tidak laku akhirnya ya tak pakai sendiri,” tutur dia.
Manto berharap Pasar Mebel Mojo segera diresmikan oleh Pemkot Solo agar lebih diketahui secara masif oleh masyarakat luas. Selain itu promosi pasar juga perlu digalakkan lewat berbagai cara.
Babat Alas
Pedagang lainnya, Yayuk, 54, mengeluhkan hal serupa bahwa kondisi pasar yang dibangun dengan APBD 2023 senilai Rp22 miliar itu memang sepi dan minim pengunjung atau pembeli. Wanita yang sudah berjualan mebel sejak 1994 itu menilai lokasi yang baru ini belum banyak diketahui orang.
“Saya di Bibis juga masih jualan, tapi kalau dibandingkan jualan di sini ya jauh, lebih laku di sana. Di sini itu ada satu dua pengunjung paling lihat-lihat saja sama tanya-tanya. Soalnya kalau tidak saya tunggu di sini juga eman-eman kiosnya, nanti nganggur. Ya hitung-hitung babat alas,” kata dia.
Dia membeberkan beberapa pedagang mebel menyiasati penjualan mebel yang sepi dengan memakai sebagian kiosnya untuk berjualan makanan dan minuman. Seperti wedangan atau hik, ayam goreng, minuman es, dan lain-lain.
Dari penulusuan Espos dalam dokumen Rekomendasi DPRD Solo atas Laporan Pertanggung Jawaban (LKPj) Wali Kota Solo Tahun 2023, lokasi pembangunan Pasar Mebel Mojo yang kurang strategis dan representatif jadi sorotan. DPRD Solo merekomendasikan untuk memperluas dan mendesain ulang bangunan serta melakukan promosi masih kepada masyarakat lewat berbagai media.
“Memberi petunjuk arah lokasi pasar di persimpangan jalur lalu lintas strategis, membuka akses moda transportasi ke arah pasar, mengadakan pameran mebel di lokasi, serta memberikan pendampingan pemasaran dan modal bagi pelaku UMKM,” tulis dokumen tersebut.
Terpisah, Kabid Sarana Distribusi Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo Joko Sartono mengatakan akan menggeliatkan promosi Pasar Mebel Mojo lewat berbagai media. Dia juga merencanakan menggelar event di pasar tersebut.
Disinggung soal pasar yang belum juga diresmikan, Joko menyebut dikarenakan ada refocusing anggaran. “Anggaran peresmian dulu kena recofusing. [Sekarang] pasar sudah ditempati pedagang, jadi tinggal meramaikan dengan promosi,” kata dia saat dihubungi Espos, Kamis (9/1/2024).
Sentimen: neutral (0%)