Sentimen
Undefined (0%)
9 Jan 2025 : 17.26

Antisipasi Investor Terhadap Kebijakan Trump Pengaruhi Pelemahan Rupiah

9 Jan 2025 : 17.26 Views 29

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Antisipasi Investor Terhadap Kebijakan Trump Pengaruhi Pelemahan Rupiah

Espos.id, JAKARTA - Rupiah pada akhir aktivitas pasar valuta asing Kamis (9/1/2025) ditutup melemah 6 poin atau 0,04% menjadi Rp16.217 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.211 per dollar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis juga melemah ke level Rp16.238 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.201 per dollar AS.

Sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami tren pelemahan. Dollar Singapura misalnya melemah 0,13%, dollar Hong Kong melemah 0,02%, dollar Taiwan melemah 0,16%, dan won Korea Selatan melemah 0,11%. Selain itu, yuan China melemah 0,01%, peso Filipina melemah 0,15%, rupee India melemah 0,07%, serta baht Thailand melemah 0,14%.

 Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) terhadap rupiah dipengaruhi sikap investor mengantisipasi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump seperti deregulasi dan pajak yang lebih rendah. “Investor mengantisipasi kebijakan Trump seperti deregulasi dan pajak yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi ada kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut, bersama dengan tindakan tarif yang belum dikonfirmasi, dapat menyebabkan percepatan kembali inflasi,” ujarnya. Faktor selanjutnya ialah rencana Trump mendeklarasikan darurat nasional untuk mendorong rencana pengenaan bea masuk impor lebih tinggi, sehingga mendorong penguatan dolar AS.

Terkait kepesertaan Indonesia menjadi di BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Ibrahim Assuaibi menilai bahwa aliansi BRICS tak begitu memberikan keuntungan kepada Tanah Air karena ekonomi China akan melambat, terutama pascakembali terpilihnya Trump yang memicu proteksionisme dagang. “Ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS akan mengacak stabilitas ekonomi di beberapa negara, dan ini tentunya akan berimbas pada Indonesia. Ditambah lagi ancaman Trump pada negara anggota BRICS jika melakukan dedollarisasi,” ungkap dia.

Sementara menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, kebijakan tarif ini bisa menyurutkan aktifitas produksi di negara-negara produsen seperti China, Meksiko, hingga Kanada, yang memicu pelambatan ekonomi. Perang tarif yang akan muncul juga semakin memperlambat ekonomi, dan ekspektasi ini mendorong pasar masuk ke aset aman, yakni dollar AS.

Sentimen: neutral (0%)