Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kuala Lumpur, Shanghai
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Kondisi Bursa Saham Kawasan Asia
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (9/1/2025) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 15,76 poin atau 0,22% ke posisi 7.064,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,56 poin atau 0,05 persen ke posisi 821,39.
Kondisi bursa saham regional Asia sore ini di antaranya indeks Nikkei melemah 375,97 poin atau 0,94% ke level 39.605,09, indeks Shanghai melemah 18,78 poin atau 0,58% ke posisi 3.211,39, indeks Kuala Lumpur melemah 14,02 poin atau 0,87% ke posisi 1.600,81, dan indeks Straits Times melemah 24,38 poin atau 0,63% ke 3.862,60.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat dipimpin oleh sektor industri sebesar 0,59%, diikuti oleh sektor transportasi & logistik yang menguat 0,16% dan sektor properti yang menguat sebesar 0,10%. Sementara itu, delapan sektor melemah yaitu sektor energi paling dalam minus 0,84%, diikuti oleh sektor barang baku yang turun 0,79% dan sektor kesehatan yang turun sebesar 0,59%.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BTEK, SSTM, FORU, BRRC dan RATU. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni KSIX, YOII, FUTR, AYLS dan SAFE. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.104.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,25 miliar lembar saham senilai Rp7,85 triliun. Sebanyak 263 saham naik 366 saham menurun, dan 323 tidak bergerak nilainya.
Mengomentari kondisi ini Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menyebut bursa regional Asia cenderung bergerak melemah dan pasar tampaknya merespon risalah The Fed yang menunjukkan akan ada perlambatan pelonggaran kebijakan moneter di tengah inflasi diprediksi masih berlanjut. Para pejabat The Fed khawatir tentang inflasi yang terus-menerus dan dampak potensial dari perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
The Fed juga mengisyaratkan bahwa mungkin sudah mendekati titik di mana akan tepat untuk memperlambat laju pelonggaran kebijakan. Selanjutnya, pasar juga memiliki pandangan terkait rilis data ekonomi China, yang mana harga konsumen di China naik hanya 0,1% pada Desember 2024, kenaikan terendah dalam sembilan bulan, sementara harga produsen terus mengalami kontraksi selama 27 bulan berturut-turut. Data ini menyoroti tekanan deflasi yang berpotensi meningkat di China, meskipun ada langkah-langkah dukungan moneter dan fiskal yang sedang berlangsung.
Sentimen pasar semakin terbebani oleh laporan yang menunjukkan bahwa Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional untuk membenarkan tarif yang luas pada sekutu dan musuh.
Sentimen: neutral (0%)