Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Idul Adha 1441 Hijriah
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Klaten
Tokoh Terkait
Tahun Lalu Merugi Rp300 Juta, Peternak Sapi di Klaten Lockdown Kandang Cegah PMK
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, KLATEN – Peternak sapi untuk sementara waktu membatasi mobilitas orang yang keluar-masuk kandang.
Cara itu dilakukan untuk menghindari ternak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Salah satu peternak asal Kecamatan Prambanan, Suparmin Tolo, 45, mengakui dirinya membatasi orang yang keluar masuk di kandang ternak miliknya.
“Sementara saya lockdown. Setelah dari pasar seperti ini, saya mandi dulu, ganti baju kemudian baru ke kandang,” ungkap Suparmin saat ditemui di Pasar Hewan Prambanan, Kamis (9/1/2025).
Tak hanya di kandang miliknya, Suparmin menjelaskan di kandang komunal atau milik kelompok di beberapa daerah juga membatasi mobilitas orang di dalam kandang.
“Di kandang kelompok sudah ditulisi pedagang tidak boleh masuk,” ungkap Suparmin.
Suparmin saat ini tak berani memelihara sapi dalam jumlah banyak di kandangnya. Sebelumnya ada delapan ekor dan empat ekor sudah dia jual.
Suparmin menjelaskan biasanya jauh hari menjelang momen Idul Adha sudah memelihara 20 sapi hingga 50 sapi.
Saat ini, Suparmin tidak berani memelihara sapi dalam jumlah banyak lantaran khawatir terserang PMK.
Hal itu berkaca dengan kasus PMK pada tahun sebelumnya.
“Pengalaman tahun kemarin itu sudah merugi hampir Rp300 juta,” kata Suparmin.
Disinggung pengobatan sapi yang bergejala terserang PMK, Suparmin menilai sepekan pertama menjadi masa kritis.
Disinggung biaya perawatan atau mengobati sapi yang terkena gejala PMK, Suparmin menjelaskan setidaknya butuh biaya sekitar Rp500.000 untuk penyuntikan hingga obat-obatan.
“Beli obat-obatan Jawa seperti diberi minuman gula Jawa, telur,” kata Suparmin.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, M. Nasir, mengungkapkan upaya pencegahan terus dilakukan termasuk koordinasi secara internal dengan provinsi serta Polres Klaten.
“Tentu untuk pencegahan langkah awal adalah bagaimana memberikan penanganan cepat ketika ada aduan terkait PMK. Kemudian memberikan sosialisasi dan imbauan ke peternak, pedagang dan sebagainya untuk kondisi saat ini jangan sampai menambah jumlah ternak dulu apalagi mendatangkan ternak dari luar daerah,” kata Nasir.
Nasir mengimbau peternak maupun pedagang untuk sementara tidak menjual sapi jika sudah ada gejala mengarah terserang PMK.
Hal itu dimaksudkan agar tidak ada persebaran virus secara mulas.
Terkait jumlah kasus, Nasir menjelaskan secara kumulatif Oktober 2024 hingga saat ini ada 258 kasus suspek PMK di Klaten.
Dari jumlah itu, seluruh ternak sudah mendapatkan penanganan.
“Berdasarkan hasil rapat dengan Komisi 2 DPRD Klaten kemarin, hari ini kami mengambil lima sampel suspek PMK untuk diuji di laboratorium BBVet Wates,” kata Nasir.
Sementara itu, ada empat kasus suspek PMK di wilayah Kecamatan Prambanan. Kondisi keempat ternak itu kini membaik.
“Kondisinya saat ini membaik. Sejauh ini belum ada kasus [kematian ternak terserang penyakit yang mengarah PMK di Prambanan]. Total populasi [sapi] sekitar 5.000 ekor,” kata koordinator Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Jogonalan, Kartika Widiasih, saat ditemui di Pasar Hewan Prambanan Klaten, Kamis (9/1/2025).
Kartika mengungkapkan upaya pencegahan penularan PMK terus dilakukan. Salah satunya memperketat lalu lintas ternak di pasar hewan.
Petugas secara rutin mengecek kondisi ternak yang dibawa pedagang. Ketika kondisi ternak sakit, ternak tak diizinkan dibawa ke pasar.
Selain itu, petugas secara rutin menyemprotkan disinfektan ke berbagai lokasi pasar hewan setiap kali ada pasaran.
Petugas juga sudah mengimbau para peternak untuk sementara memperketat orang yang keluar-masuk kandang. Bahkan, petugas yang masuk kandang diwajibkan mandi seusai memeriksa ternak.
Kartika menyarankan untuk sementara tak bertransaksi dengan melihat langsung ternak yang akan dijual.
“Anjurannya mungkin kalau bisa lewat foto dulu [transaksi secara online], jangan langsung. Kalau bisa ya sementara jangan beli dulu,” jelas dia.
Kartika mengungkapkan mayoritas peternak sudah memahami antisipasi penularan PMK. Salah satunya menunda penjualan ternak hingga persebaran virus tersebut mereda.
Sentimen: neutral (0%)