Sentimen
Undefined (0%)
8 Jan 2025 : 14.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Banda Aceh, Pesisir Selatan

Tokoh Terkait

BRIN: Jakarta Berpotensi Tsunami Akibat Gempa Megathrust Selat Sunda

8 Jan 2025 : 14.30 Views 81

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

BRIN: Jakarta Berpotensi Tsunami Akibat Gempa Megathrust Selat Sunda

Esposin, JAKARTA -- Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut wilayah Jakarta berpotensi terkena tsunami akibat gempa megathrust yang mungkin terjadi di Selat Sunda. 

Gempa besar itu berpotensi memicu tsunami dengan waktu kedatangan sekitar 2,5 jam setelah gempa terjadi. 

"Potensi megathrust ini dapat memicu guncangan gempa yang besar dan tsunami yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam," jelas Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, sebagaimana dikutip dari laman resmi BRIN, Rabu (8/1/2025). 

Dia menambahkan, potensi bencana gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa terjadi kapan saja dan dapat memicu tsunami, bahkan hingga skala besar seperti yang terjadi di Aceh pada 20 tahun silam.

Hal itu disampaikan saat Rahma menghadiri peringatan 20 tahun tsunami Aceh di Banda Aceh, Kamis (26/12/2025). 

Hasil simulasi yang dilakukan BRIN dan tim peneliti dari berbagai institusi menunjukkan tinggi gelombang tsunami imbas gempa megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

Penelitian ini menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, yakni tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

"Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya," tutur Rahma.

Menurut Rahma daerah perkotaan seperti Jakarta memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi guncangan. Dengan demikian, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

"Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa," jelasnya.

Megathrust Selat Sunda 

Megathrust Selat Sunda menjadi ancaman serius karena zona ini bisa disebut bisa pecah kapan saja. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan, megathrust adalah daerah pertemuan antar lempeng tektonik Bumi yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami.

Para pakar memperkirakan megathrust bisa 'pecah' secara berulang, namun dengan jeda hingga ratusan tahun.

BMKG menyebut ada kekhawatiran dari ilmuwan Indonesia terhadap Megathrust Selat Sunda M 8.7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M 8.9. Pasalnya, dua megathrust tersebut sudah lama tidak melepaskan energi besarnya.

Sentimen: neutral (0%)