Sentimen
Negatif (100%)
6 Jan 2025 : 03.20
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Honda

Kab/Kota: Gunung, Tangerang

Kasus: Insiden penembakan, penembakan

Polri Dinilai Perlu Reformasi Menyeluruh, Alasannya Masuk Akal

6 Jan 2025 : 03.20 Views 24

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Polri Dinilai Perlu Reformasi Menyeluruh, Alasannya Masuk Akal

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi, angkat bicara soal insiden penembakan di Tol Tangerang yang kembali mencoreng institusi Polri.

Islah menyebut berbagai kelalaian anggota Polri saat ini hanyalah puncak gunung es dari masalah yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun akibat fondasi yang tidak kokoh.

"Sudah saatnya Polri melakukan purifikasi, remaking of nobile officium, pemuliaan profesi secara menyeluruh," ujar Islah dalam keterangannya di aplikasi X @islah_bahrawi (3/1/2025).

Dikatakan Islah, pembenahan Polri tidak cukup hanya dengan pengawasan yang berujung sanksi terhadap anggota yang melanggar.

Islah menegaskan bahwa reformasi menyeluruh harus dilakukan, mulai dari sistem rekrutmen, pengembangan kapasitas (capacity building), metode kerja, hingga promosi jabatan yang berbasis merit system dan bukan spoil system.

Islah juga menggarisbawahi pentingnya keberadaan Polri dalam kehidupan masyarakat.

"Sebagai masyarakat sipil, tentu saja kami butuh Polri. Ketika kami membutuhkan perlindungan hukum, titik terdekatnya adalah polisi," katanya.

Ia menambahkan, kemuliaan profesi pemolisian sangat penting, terutama ketika masyarakat merasa terancam oleh tindak kejahatan.

"Kami yakin Polri masih bisa membenahi ini sepanjang dilakukan dengan niat luhur, dari hulu hingga ke hilir," tegasnya.

Namun, Islah juga mengingatkan bahwa jika reformasi tidak segera dilakukan, Polri akan terus menghadapi masalah yang sama.

"Jika tidak, Polri akan seterusnya melahirkan aksi subordinasi, kelalaian (omission), dan pembangkangan (disobedience) dari para anggotanya,” ujarnya mengutip pandangan dari literatur yang ia baca.

Sebelumnya, tragedi memilukan terjadi di Tol Balaraja, Tangerang, saat seorang pengusaha rental mobil tewas ditembak oleh pelaku yang diduga terlibat dalam penggelapan kendaraan.

Insiden ini terjadi saat korban sedang mengejar pelaku yang mencoba melarikan diri.

Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah foto dan informasi terkait peristiwa ini viral di media sosial.

Dalam unggahan akun Twitter @bacottetangga__, peristiwa tragis tersebut disebut sebagai "Tragedi Pengusaha Mobil Rental Kembali Terjadi".

Dalam foto yang beredar, terlihat suasana mencekam di lokasi kejadian dengan korban tergeletak di dekat sebuah mobil, sementara beberapa orang berada di sekitar lokasi.

Aksi sadis tersebut menimbulkan duka mendalam sekaligus kekhawatiran di kalangan pengusaha rental mobil yang kerap menghadapi risiko serupa.

Kasus ini tengah dalam penyelidikan pihak kepolisian untuk mengungkap pelaku dan motif di balik aksi penembakan tersebut.

Masyarakat diminta untuk tidak berspekulasi dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada Kamis (2/1/2025) pagi di Tol Jakarta-Merak, tepatnya di Rest Area KM 45, sebuah tragedi memilukan terjadi.

Ilyas Abdurahman, seorang pengusaha rental mobil yang dikenal gigih dan jujur, menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.

Dia menjadi korban keberanian dan tanggung jawabnya sendiri, setelah berusaha mengejar pelaku penggelapan mobil miliknya.

Semua berawal ketika Ilyas menyadari bahwa mobil Honda Brio oranye yang ia sewakan tidak kembali sesuai perjanjian.

Kecurigaannya terkonfirmasi ketika perangkat GPS menunjukkan posisi mobil yang terus bergerak jauh dari lokasi penyewa awal.

Agam Muhammad Nasrudin, putra Ilyas yang turut serta dalam pengejaran, menceritakan detik-detik awal pencarian.

“Kami langsung melacak posisi mobil. Setelah ketahuan, kami putuskan untuk mengejar pelaku bersama beberapa rekan dari komunitas rental,” ujarnya.

Di tengah pengejaran, mobil yang dikendarai pelaku akhirnya berhasil dihadang.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya di luar dugaan. Salah satu pelaku keluar dari mobil sambil mengacungkan senjata api.

“Dia bilang, ‘Saya anggota TNI AU, siapa lo?’ sambil mengancam kami dengan pistol,” kenang Agam.

Sementara itu, sebuah mobil hitam yang diduga bagian dari komplotan pelaku tiba-tiba mundur dengan keras, menabrak mobil Ilyas dan rombongannya.

Namun, hal itu tidak menghentikan upaya Ilyas untuk menuntaskan pengejaran.

Pengejaran membawa mereka hingga ke Rest Area Balaraja. Saat itu, situasi berubah menjadi mencekam. Tembakan terdengar memecah keheningan malam.

“Beberapa kali terdengar bunyi tembakan. Ayah saya terkena tembakan di dada dan tangan,” ungkap Agam dengan suara bergetar.

Dalam suasana panik, Ilyas ditemukan tergeletak di dekat minimarket dengan luka tembak yang parah. Rekannya, R, juga menjadi korban tembakan dan mengalami luka serius.

Dua korban segera dilarikan ke RSUD Balaraja. Namun, nasib berkata lain. Ilyas menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan, meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya.

“Ayah saya adalah orang yang selalu bertanggung jawab atas pekerjaannya. Bahkan, dia rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan usahanya,” ujar Agam sambil menahan tangis.

Kisah Ilyas Abdurahman bukan hanya tentang seorang pengusaha yang menjadi korban kejahatan, tetapi juga tentang perjuangan tanpa pamrih demi mempertahankan integritas dan tanggung jawab.

Namun, tragedi ini juga menjadi alarm keras bagi aparat penegak hukum untuk lebih serius menangani kasus-kasus kriminal seperti ini.

Kini, keluarga Ilyas hanya bisa berharap keadilan akan segera ditegakkan, dan para pelaku kejahatan yang merenggut nyawa seorang ayah, seorang pengusaha, dan seorang pejuang tangguh dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. (Muhsin/Fajar)

Sentimen: negatif (100%)