FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menjadi sorotan internasional setelah lembaga nonpemerintah Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan namanya dalam daftar pemimpin paling korup versi mereka. Namun, Jokowi merespons tuduhan tersebut dengan nada santai dan tegas membantahnya.

"Hehehe, ya terkorup, korup apa, yang dikorupsi apa, ya dibuktikan, apa?" ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa saat ini banyak fitnah dan framing jahat yang beredar tanpa didukung oleh bukti yang jelas. Baginya, tuduhan semacam itu hanyalah upaya untuk merusak reputasinya melalui berbagai kendaraan politik atau organisasi.

"Ya sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Orang bisa memakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, membuat framing jahat," cetus Jokowi.

OCCRP, lembaga yang dikenal fokus pada jurnalisme investigasi, baru-baru ini merilis daftar finalis "Person of the Year 2024" untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi. Dalam daftar tersebut, Jokowi masuk sebagai salah satu nama yang disebut sebagai pemimpin dunia paling korup.

Tuduhan itu memicu beragam reaksi publik, termasuk dari Komentator Politik Rocky Gerung. Melalui saluran YouTube-nya, Rocky menyebut peristiwa ini sebagai hal yang memalukan di penghujung tahun 2024.

"Pada akhirnya, sejarah paling memalukan itu tiba di akhir tahun karena pemerintah internasional mendaftarkan mantan Presiden Jokowi sebagai pemimpin otoriter dan korup di dunia," ucap Rocky.

Lebih jauh, Rocky menilai bahwa perjalanan politik Jokowi akan dikenang sebagai era buruk dalam sejarah bangsa. Ia menyebut kritik masyarakat sipil terhadap kepemimpinan Jokowi kini memperoleh perhatian global.

"Seluruh akibat dari perjalanan politik Presiden Jokowi berakhir dalam catatan buruk dunia. Per generasi akan ingat bahwa ini adalah satu era ketika kritik masyarakat sipil akhirnya memperoleh resonansi di tingkat internasional," tambahnya.

Rocky juga memprediksi bahwa Jokowi mungkin akan mencoba memperbaiki citra dirinya melalui berbagai strategi, termasuk melibatkan para pendukung digital atau buzzer.

"Presiden Jokowi akan membantah semua. Buzzer akan dikerahkan, headline akan dibuat, survei akan dirilis untuk menampilkan bahwa dia adalah presiden yang paling bermutu di Indonesia. Tapi sorotan internasional ini akan tetap membekas," ujar Rocky.

Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) merupakan organisasi independen yang dikenal atas karya investigasinya di bidang kejahatan dan korupsi internasional. Dalam rilisnya, Jokowi masuk dalam daftar lima finalis pemimpin yang dianggap memiliki rekam jejak korupsi, bersama tokoh-tokoh lainnya. (bs-zak/fajar)